Suku/ Family Rubiaceae - KUMPULAN MATERI DAN TUGAS PERKULIAHAN KEHUTANAN

Latest

Belajar Berkarya Untuk Sesama Sebagai Jalan Memberi Manfaat Bagi Orang Banyak. Blog ini semoga berisi artikel-artikel yang berfaedah buat anda.

Sunday, February 2, 2020

Suku/ Family Rubiaceae


SUKU/ FAMILI RUBIACEAE
 
Suku/ Family Rubiaceae
Rubiaceae umumnya berupa tumbuhan berkayu dapat berupa semak, perdu,  atau pohon-pohon jarang berupa herba dengan daun tunggal atau majemuk yang  duduk berhadapan, dengan atau tanpa daun penumpu. Daun penumpu terletak antara tangkai daun, berlekatan berpasangan, kadang-kadang terbagi dalam tajuk. Bunga di ketiak atau terminal, kadang-kadang tunggal, kebanyakan dalam berbagai bentuk karangan bunga beraturan, kebanyakan berkelamin 2, kelopak dan mahkota berdaun lekat.
Bunga banci  aktinomorf atau  zygomorf biasanya berbilangan 4-5, kadangkadang lebih, biasanya membentuk bunga majemuk. Daun mahkota berlekatan, pada bunga yang  aktinomorf benang sari sama banyaknya dengan daun mahkota, pada bunga yang zygomorf jumlah benang sari lebih sedikit, duduk berseling dengan daundaun mahkota. Dalam bunga biasanya terdapat cakram. Benang sari sama banyak dengan tajuk mahkota dan berseling dengannya, tertancap pada tabung atau leher mahkota. Kepala sari beruang. Bakal buah seluruhnya atau sebagian besar tenggelam, beruang sampai banyak. Tangkai putik satu. Buah sangat bermacammacam: buah buni, buah batu atau pecah dalam kendaga, biji kebanyakan mempunyai lembaga lurus atau bengkok.
 Pada umumnya  Rubiaceae memiliki tipe daun penumpu (stipula) interpetiolaris atau  intrapetiolaris.  Stipula sederhana, terkadang lebih besar dari daun misalnya pada Gallium. Bunga majemuk, berkumpul membentuk satu unit, misalnya pada Sacropcephalus, dan Morinda. Pada Gardenia dan Randia juga beberapa jenis yang lain perbungaannya disusun oleh bunga yang kecil yang terletak diantara terminal. Pada  Coffea arabica bunganya terletak di ketiak daun, dengan bunga hermaprodit tipe aktinomorf, dan terdiri atas empat atau lima kelopak. Bunga lengkap dengan bakal buah yang  epigin. Misalnya pada Coprosoma.  Corolla terdiri dari lima atau empat petal yang saling berlekatan, dengan bentuk seperti corong. 
·         Daerah penyebaran
Famili Rubiaceae tersebar luas di seluruh dunia, dapat ditemukan di kawasan tropis dan subtropis. Ditemukan melimpah di Amerika Utara dan Asia selatan. Kawasan Asia terdiri dari 135 genus yang mewakili seluruh vegetasi maupun tumbuhan bawah dari dataran rendah dan hutan hujan. Jenis ini juga tumbuh liar di pematang sawah, tebing-tebing sungai, pinggir jalan, kebun atau di padang rumput. Tumbuh dari dataran rendah sampai menengah dari ketinggian 10 sampai 600 meter dari permukaan laut misalnya Hedyotis diffusa.

1.      Jabon (Anthocephalus cadamba)
            Jabon merupakan salah satu jenis pohon asli Indonesia dan memiliki prospek cukup baik untuk dikembangkan karena jabon termasuk pohon cepat tumbuh, dapat tumbuh di berbagai jenis tanah, tidak mudah terserang oleh hama dan penyakit secara serius. Tinggi pohon jabon dapat mencapai 45 m dengan panjang batang  bebas cabang 30 m, diameter batang 160 cm, batangnya lurus dan silindris, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar, pangkal batang berbanir sampai ketinggian 1,50 m. Kulit luar berwarna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur dangkal.  Daunnya tunggal, panjang tangkai 1½ -- 4 cm, helaian daun berbentuk ellips atau lonjong, kadang hampir bundar. Bunganya cukup besar, semacam bunga bongkol, diameter 4 ½ -- 6 cm. Panjang Buah 6 mm diliputi daun kelopak, bagian bawahnya agak lunak, berbiji banyak. Kayu jabon mempunyai berat jenis 0,42 (0,29--0,56), kelas kuat III—IV, dan kelas awet V.

A.    Tempat Tumbuh dan Penyebaran Alamiah
Jabon merupakan tanaman pionir yang dapat tumbuh baik pada tanah-tanah Aluvial yang lembab dan umumnya dijumpai di hutan sekunder di sepanjang bantaran sungai dan daerah transisi antara daerah berawa, daerah yang tergenang air secara permanen maupun secara periodik.  Beberapa pohon jabon terkadang juga ditemukan di hutan primer. Pohon jabon tumbuh baik pada berbagai jenis tanah, terutama pada tanah-tanah yang subur dan beraerasi baik.
            Kondisi lingkungan tempat tumbuh yang dibutuhkan oleh jabon adalah tanah lempung, Podsolik Cokelat, dan Aluvial lembab yang biasanya terpenuhi di
daerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa, dan tanah kering yang
kadang-kadang tergenangi air.  Umumnya, jabon ditemukan di hutan sekunder
dataran rendah dan dijumpai di dasar lembah, sepanjang sungai dan punggungpunggung bukit.
            Jabon juga dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung Podsolik Coklat, tanah tuft halus atau tanah berbatu.  Jabon termasuk tanaman yang toleran terhadap tanah asam, tetapi pertumbuhannya menjadi kurang optimal bila ditanam pada lahan yang berdrainase jelek.  Kondisi iklim tempat tumbuh yang sesuai untuk jabon adalah tipe iklim basah sampai kering dengan tipe curah hujan A sampai D.
            Jabon juga dapat tumbuh secara alami di lahan-lahan bekas tambang di Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, dan Nusa Tenggara Barat yang memang kondisinya ekstrim, yaitu di tanah dengan pH yang rendah (pH = 4)
dan tidak subur, terendam air, serta kondisi lingkungan yang sangat terbuka
dengan suhu yang relatif tinggi. Kelebihan jabon itulah yang membuat jabon
potensial sebagai alternatif untuk dipilih selain pohon sengon dan akasia yang
telah lebih dahulu menjadi jenis pohon utama tanaman untuk rehabilitasi lahan
bekas tambang.
            Cahaya merupakan faktor yang sangat penting bagi pertumbuhan jabon.Pada habitat alaminya, suhu maksimum untuk pertumbuhan jabon berkisar 32–42 ˚C dan suhu minimum berkisar 3–15,5 ˚C.  Jabon tidak toleran terhadap cuaca dingin, rata-rata curah hujan tahunan di habitat alaminya berkisar 1.500–5.000 mm.  Jabon dapat pula tumbuh pada daerah kering dengan curah hujan tahunan sedikitnya 200 mm, misalnya di bagian tengah Sulawesi Selatan.
            Pohon jabon tumbuh baik pada ketinggian 300–800 m di atas permukaan laut. Di daerah  khatulistiwa, jenis ini tumbuh pada ketinggian 0–1.000 mdpl. Penyebaran alamiah Jabon terjadi di beberapa negara di antaranya di Australia, Cina, India, Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Singapura, dan Vietnam. Jabon merupakan jenis pohon yang disukai tidak hanya di habitat alaminya, tetapi juga di luar habitat alaminya. Jabon juga telah berhasil diintroduksikan di Kosta Rika, Puerto Riko, Afrika Selatan, Suriname,Taiwan,Venezuela, dan negaranegara subtropis dan tropis lainnya .
            Di Indonesia sendiri, jabon ternyata memiliki daerah penyebaran alami hampir di seluruh wilayah Indonesia, seperti Sumatera, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, dan Papua.

B.     Klasifikasi Tanaman Jabon (Anthocephalus Cadamba)
Regnum  : Plantae (tumbuhan)
   Subregnum : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
        Superdivisi  : Spermatophyta (tumbuhan  berbiji)
           Divisi  : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
                 Kelas  : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
                     Sub-kelas  : Asteridae
                            Ordo  : Rubiales
                                   Famili : Rubiaceae
                                      Genus  : Anthocephalus
                                             Spesies  : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.


C.    Ciri- Ciri Umum
a)      Daun
Daun jabon berbetuk oval. Panjang daun tanaman dewasa antara 15 – 50 cm dengan lebar daun antara 8 -25 cm. Daun jabon berwarna hijau pada bagian atas, dan hijau pucat pada bagian bawah. Daun jabon halus, tidak berbulu, dan sedikit berlapis lilin di bagian atasnya. Tulang daun jabon terlihat jelas, berwarna hijau muda.
b)      Batang
Batang tanaman jabon berbentuk silinder, cenderung tumbuh lurus dengan sedikit percabangan. Batang tanaman muda berwarna hijau sampai hijau kecoklatan, namun setelah tanaman dewasa, warnanya berubah menjadi abu-abu.
Pertumbuhan batang jabon sangat cepat. Diameter dan ketinggiannya cepat bertambah selama 8 tahun pertama. Rata-rata pertumbuhan tinggi selama 8 tahun pertama sekitar 3 meter / tahun, dengan pertambahan diameter batang sekitar 7 cm. Setelah 8 tahun, pertumbuhannya agak melambat dengan pertambahan tinggi  hanya 2 meter / tahun dan pertambahan diameter batang hanya 3 cm/tahun. Batang jabon dapat mencapai diameter 45 cm. Cabang dan ranting membentu tajuk berbentuk mahkota yang lebar. Pada tanaman muda, cabang dan ranting berwarna abu-abu dan lunak. Namun pada tanaman dewasa, cabang dan ranting berwarna agak coklat, keras dan kasar.
c)      Akar
Jabon sebagai tanaman dikotil, memiliki 2 jenis akar, yaitu akar tunggang dan akar samping. Kedua akar ini memiliki pekerjaan utama yang berbeda, namun saling mendukung. Akar tunggang berfungsi memperkokoh pohon, sedangkan akar samping mencari hara dan air. Akar dapat tumbuh sangat panjang, terutama bila terjadi kekurangan unsur hara. Akar yang terlalu panjang tidak baik secara bududaya karena akan mengganggu keberadaan tanaman lain.
d)     Bunga dan biji
Bunga jabon memiliki bentu bulat, dengan pusat bunga ditumbuhi banyak kelopak bunga berbentuk jarum. Kelopak jarum memiliki warna kuning dengan ujung berwarna putih. Penyebaran bunga jabon dapat dilakukan oleh angin, serangga, atau kelelawar. Jabon berbunga pada bulan April – Agustus dan mulai berbuah pada bulan Agustus – Nopember.
e)      Biji
Biji jabon berukuran sangat kecil dengan bentuk trigonal atau tidak beraturan. Posisi biji berada di ujung bunga. Biji sulit tumbuh pada kondidi kering, terlalu lembab, atau terkena sinar matahari langsung.

2.       Mengkudu (Morinda citrifolia L.)
Tanaman mengkudu merupakan tanaman tahunan (perenial) yang berbentuk perdu, dengan ketinggian antara 3-8 m, batang tanaman keras dan berkayu yang tumbuh ke atas serta mempunyai banyak percabangan. Cabang-cabang tumbuh mendatar dengan arah keluar kanopi tanaman. Daun termasuk daun tunggal, terdiri atas satu helai daun setiap satu tangkai daun (petiolus). Berbentuk lonjong, dengan ukuran panjang antara 10-40 cm dan lebar antara 15-17 cm, tergantung tingkat kesuburan tanaman. Permukaan daun bagian atas berwarna hijau mengkilap, sedangkan permukaan bagian bawah berwarna hijau agak pucat. Tangkai daun pendek dan melekat pada batang atau cabang secara berselang-seling atau berpasangan. Semakin subur pertumbuhan tanman, semakin rimbun dan besar ukuran daunnya.

A.    Klasifikasi Tumbuhan Mengkudu
Kingdom      : Plantae
   Subkingdom : Tracheobionta
      Super Divisi : Spermatophyta
         Divisi : Magnoliophyta
             Kelas : magnoliopsida
                 Ordo : Rubiales
                      Famili : Rubiaceae
                          Genus : Morinda
                               Spesies : Morinda citriffolia L.

B.     Ciri-Ciri Umum
a)      Pohon
Pohon mengkudu tidak begitu besar, tingginya antara 4-6 m, batang bengkok-bengkok, berdahan kaku, kasar, dan memiliki akar tunggang yang tertancap dalam. Kulit batang cokelat keabu-abuan atau cokelat kekuning-kuniangan, berbelah dangkal, tidak berbulu, anak cabangnya bersegi empat. Tajuknya selalu hijau sepanjang tahun. Kayu mengkudu mudah sekali dibelah setelah dikeringkan. Bisa digunakan untuk penopang tanaman lada.
b)      Daun
Berdaun tebal mengkilap. Daun mengkudu terletak berhadap-hadapan. Ukuran daun besar-besar, tebal, dan tunggal. Bentuknya jorong-lanset, berukuran 15-50 x 5-17 cm, tepi daun rata, ujung lancip pendek. Pangkal daun berbentuk pasak. Urat daun menyirip. Warna hijau mengkilap, tidak berbulu. Pangkal daun pendek, berukuran 0,5-2,5 cm. ukuran daun penumpu bervariasi, berbentuk segi tiga lebar. Daun mengkudu dapat dimakan sebagai sayuran. Nilai gizi tinggi karena banyak mengandung vitamin A.
c)      Bunga
Perbungaan mengkudu bertipe bonggol bulat, bergagang 1-4 cm. Bunga tumbuh di ketiak daun penumpu yang berhadapan dengan daun yang tumbuh normal. Bunganya berkelamin dua. Mahkota bunga putih, berbentuk corong, panjangnya bisa mencapai 1,5 cm. Benang sari tertancap di mulut mahkota. Kepala putik berputing dua. Bunga itu mekar dari kelopak berbentuk seperti tandan. Bunganya putih dan harum.
d)     Buah
Buah dari tanaman mengkudu diketahui ada yang berbiji sedikit dan sebagian lagi berbiji banyak. Buah mengkudu yang berbiji sedikit tentunya lebih disukai orang karena lebih mudah untuk mengkonsumsinya jika dibandingkan dengan buah mengkudu yang memiliki biji banyak yang membuat orang lebih enggan untuk memakannya karena repot dan demi alasan kepraktisan semata. Di kalangan masyarakat, buahnya yang berbenjol tidak beraturan itu telah digunakan secara luas sebagai bahan rujak terutama buah yang setengah masak. Banyak sedikitnya biji pada buah mengkudu tentunya dapat ikut menentukan tingkat kesukaan orang dalam memilih buah mengkudu sebagai bahan rujak tersebut. Bentuk dan ukuran buah mengkudu ternyata juga beranekaragam, ada yang berukuran besar dengan berbentuk lonjong, memanjang dan membulat atau juga ada yang berukuran lebih kecil dengan berbentuk lonjong atau membulat. Buah mengkudu yang berukuran besar diperkirakan akan lebih menguntungkan untuk dibudidayakan karena dapat menghasilkan volume sari buah yang lebih besar. Seperti diketahui, di dalam sari buah mengkudu terkandung berbagai senyawa penting yang sangat berguna dalam pengobatan dan nutrisi seperti Vitamin A, Vitamin C, Vitamin A, Niamcin, Thiamin, Riboflavin, Besi, Kalsium, Natrium, Kalium, Protein, Lemak, Karbohidrat dan Kalor.
e)      Biji 
Biji mengkudu berwarna hitam, memiliki albumen yang keras dan ruang udara yang tampak jelas. Biji itu tetap memiliki daya tumbuh tinggi, walaupun telah disimpan selama 6 bulan. Perkecambahannya 3-9 minggu setelah biji disemaikan. Pertumbuhan tanaman setelah biji tumbuh sangat cepat. Dalam waktu 6 bulan, tinggi tanaman dapat mencapai 1,2-1,5 m. Perbungaan dan pembuahan dimulai pada tahun ke-3 dan berlangsung terus-menerus sepanjang tahun. Umur maksimum dari tanaman mengkudu adalah sekitar 25 tahun.
f)       Habitus
Termasuk tanaman berperawakan pohon, menahun dengan ketinggian maksimal sekitar 4 meter.
g)      Akar
Tanaman dengan sistem perakaran tunggang (Radix Primaria)
h)      Batang
Arah tumbuh batang tegak lurus (erectus) dengan pola percabangan sympodial dengan bentuk batang quaddlangularis (segi 4)
Tanaman mengkudu terutama buahnya memiliki banyak kegunaan antara lain: untuk obat tekanan darah tinggi, beri-beri, melancarkan kencing, radang ginjal, radang empedu, radang usus, disentri, sembelit, nyeri limpa, limpa bengkak, sakit lever, liur berdarah, kencing manis (diabetes melitus), cacingan, cacar air, kegemukan (obesitas), sakit pinggang (lumbago), sakit perut (kolik), dan perut mulas karena masuk angin, kulit kaki terasa kasar (pelembut kulit), menghilangkan ketombe, antiseptik, peluruh haid (emenagog), dan pembersih darah. Air perasan buah masak yang diparut digunakan untuk kumur-kumur (gargle) pada difteri atau radang amandel. Godogan buah, kulit batang atau akar digunakan untuk mencuci luka dan ekzema (Wijayakusuma dkk., 1996).
Buah mengkudu dapat menghambat pertumbuhan tumor dengan merangsang sistem imun yang melibatkan makrofag dan atau limfosit (Hirazumi et al., 1994). Ekstrak buah ini juga terbukti paling efektif menghambat sel RAS yang menyebabkan kanker di antara 500 ekstrak yang diuji (Hirazumi et al., 1993).Younos et al. (1990) melakukan studi mengenai efek analgesik dan sedatif ekstrak tanaman mengkudu dan menyatakan bahwa ekstrak mengkudu mempunyai aktivitas analgesik secara konsisten, tidak toksik, dan tergantung pada dosis.

3.       Tanaman kopi (Coffea Arabica)
Kopi termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea.  Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae, subfamili Ixoroideae dan suku Coffea. Seorang bernama Linneaus merupakan orang yang pertama mendeskripsikan spesies kopi (Coffee Arabica) pada tahun 1753. Menurut Bridson dan Vercourt pada tahun 1988, kopi dibagi menjadi dua genus yakni Coffea dan Psilanthus. Genus Coffea terbagi menjadi dua subgenus yakni Coffea dan Baracoffea. Subgenus Coffea terdiri dari 88 spesies. Sementara itu subgenus Baracoffea terdiri dari 7 spesies. Berdasarkan geografik (tempat tumbuh) dan rekayasa genetik, kopi dapat dibedakan menjadi lima. Kopi yang berasal dari Ethiopia, Madagaskar serta Benua Afrika bagian barat, tengah dan timur (Andre Illy dan Rinantonio Viani, 2005).

A.    Klasifikasi Tumbuhan kopi
Kingdom: Plantea
     Divisi: Magnoliophyta
          Kelas: Magnoliopsida
               Ordo: Gentianacea
                      Famili: Rubiaceae
                           Genus : Coffea
                                Spesies: Coffea arabica; Coffea robusta

B.     Ciri Umum Tumbuhan Kopi
1.      Akar
Tanaman kopi merupakan jenis tanaman berkeping dua (dikotil) dan memiliki akar tunggang. Pada akar tunggang, ada beberapa akar kecil yang tumbuh ke samping (melebar) yang sering disebut akar lebar. Pada akar lebar ini tumbuh akar rambut, bulu-bulu akar dan tudung akar. Tudung akar berfungsi untuk melindungi akar ketika mengisap unsur hara dari tanah.
2.      Batang
Batang yang dimiliki oleh tanaman kopi berbentuk bulat (tres) yang mana bagian bawahnya berukuran lebih besar dan semakin ke ujung ukuran batang semakin mengecil. Pada permukaan batang tanaman kopi memiliki sifat melepaskan kerak pada bagian kulit yang mati. Tanaman kopi tumbuh ke atas yang tingginya bisa jadi mencapai sekitar 12 m. Pada setiap batang yang tegak tersebut ada ruas – ruas ditumbuhi kuncup – kuncup kopi. Kopi memiliki berapa cabang,   di antaranya cabang reproduksi (orthotrop),cabang utama (plagiotrop), cabang sekunder, cabang kipas, cabang pecut, cabang balik dan cabang air.
3.      Daun
Daun pada tumbuhan kopi berwarna hijau yang berbentuk jorong dan berujung meruncing. Pada pangkal daun tepinya tidak pernah bertemu  karena terpisahkan oleh ujung tangkai yang tumpul. Organ daun di susun oleh tangkai daun (petioles) dan helaian (lamina) yang mana tumbuhnya pada batang, cabang serta ranting yang berdampingan di ketiak. Tulang yang dimiliki oleh daun kopi adalah menyirip dan memiliki satu ibu tulang terbentang dari pangkal hingga ujung yang merupakan terusan dari tangkai daun. Tepi daunnya berombak dan mengkilap, tetapi tergantung dari varietasnya tanaman kopi.
4.      Bunga
Tanaman kopi menghasilkan bunga banyak, oleh karena itu termasuk dalam jenis Planta multiflora. Letak bunga tersebut pada setiap ketiak daun yang membentuk rangkaian bergerombol sehingga disebut bunga majemuk.Tanaman kopi memiliki alat kelamin jantan (benang sari) dan betina (putik). Tanaman kopi masuk pada golongan tanaman berumah satu (monoceus) yang berarti bunga jantan dan betina berada dalam satu batang tumbuh.Tanaman kopi memiliki bakal buah yang terletak pada dasar bunga cekung terdiri dari 2 butir biji.
5.      Buah
Warna buah kopi adalah hijau muda pada awalnya, kemudian berubah hijau tua lalu kuning, ketika matang akan berubah warna menjadi merah atau merah tua. Biasanya ukurannya sekitar 12 – 18 mm untuk biji varietas arabika dan berukuran sekitar 8 -1 61 mm untuk jenis kopi robusta.

C. Manfaat Kopi
1. Meningkatkan stamina
Kopi memiliki kandungan zat kafein yang tinggi. Adenosin dalam tubuh bekerja sebagai sel yang menyebabkan rasa ingin tidur terhadap otak. Kafein dalam kopi mempengaruhi kinerja sel dan menjadikan pergerakannya lebih lambat.  Sehingga membuat perasaan segar lebih lama.
2.     Mencegah kanker
Antioksidan pada kopi membantu menekan resiko gejala kanker pada tubuh. Penelitian di Jepang pada sejumlah wanita yang mengkonsumsi kopi 2 kali sehari, resiko terjadinya kanker usus besar menurun sebesar 25%.
3.     Kopi menjaga kesehatan mulut
Kopi memiliki sifat anti bakteri yang baik bagi kebersihan mulut. Hal ini dapat membantu penyembuhan gigi berlubang, plak dan infeksi gusi. Tentu saja berpeluang besar untuk menekan resiko kanker mulut.
4.      Menyegarkan kulit tubuh
Manfaat kopi memaksimalkan pelepasan sel-sel kulit mati yang berdampak pada peremajaan kulit, sehingga kulit tampak selalu sehat dan bercahaya. Cukup gunakan scrub berbahan kopi untuk perawatan kulit secara teratur.
5.      Kegunaan kopi untuk pedicure dan manicure
Aromaterapik bubuk kopi membantu membersihkan siku hitam dan tumit kakai yang retak.


1 comment:

  1. Kratom is popular in helping connoisseurs to mentally focus. A lot of people reported the no tropic effects of Kratom, but it all depends on the Kratom strains.Buy Kratom

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan