Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) - KUMPULAN MATERI DAN TUGAS PERKULIAHAN KEHUTANAN

Latest

Belajar Berkarya Untuk Sesama Sebagai Jalan Memberi Manfaat Bagi Orang Banyak. Blog ini semoga berisi artikel-artikel yang berfaedah buat anda.

Wednesday, February 12, 2020

Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

Jenis dan Struktur FMA
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)

Pengertian Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Mikoriza berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua kata yaitu: myces (cendawan/fungi) dan rhiza (perakaran) tumbuhan tingkat tinggi (Setiadi, 1989).  Fungi  mikoriza arbuskula (FMA) merupakan agen hayati yang ada di alam  yang bersimbiosis dengan mayoritas tumbuhan dan dapat meningkatkan pertumbuhan, serapan hara, dan biomasa tanaman pada lahan pascatambang (Husna, 2015a) dan umumnya ditemukan pada ekosistem terestrial (Smith dan Read, 2008). Simbiosis tersebut saling menguntungkan, dimana FMA memberikan suplai unsur hara dan air bagi tanaman terutama unsur hara posfor sedangkan FMA memperoleh karbon dari tanaman sebagai bahan makanan. FMA merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan berfungsi dari akar tanaman serta secara luas diakui sebagai penambah pertumbuhan tanaman pada lokasi yang sangat terganggu, termasuk yang terkontaminasi dengan logam berat (Gaur dan Adholeya, 2004).
Klasifikasi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Fungi mikoriza arbuskula berasal dari kelas Glomeromikota (Nusantara at al. 2012), namun seiring berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi penelitian yang berhubungan dengan FMA menyebabkan terjadinya perubahan taksonomi FMA, dimana terdapat 4 ordo (Glomerales, Diversisporales, Paraglomerales, dan Archaeosporales), 11 suku (famili), 18 marga dan sekitar 300 jenis yang berhasil dikenali (Schüßler dan Walker, 2010). klasifikasi FMA yang baru diantaranya:
Filum               : Glomeromycota
Ordo           : Archaesporales, Diversisporales, Glomales, dan Paraglomales
Genus    : Acaulospora, Ambispora, Archaespora, Diversispora, Intraspora,
Entrophospora, Geosiphon, Gigaspora, Glomus, Kuklospora, Otospora, Pacispora, Paraglomus, Racocetra dan Scutellospora. (Hartoyo, 2012).
Struktur Umum Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Fungi mikoriza arbuskula memiliki struktur fungi berupa hifa internal, hifa eksternal, arbuskula, vesikula, sel dan spora (Souza, 2015).
1.   Hifa internal (HI) merupakan hifa yang tumbuh menjalar diantara sel atau menembus sel epidermis dan akhirnya mengolonisasi ruang intra dan interseluler kortek akar (Nusantara, 2011). Hifa internal berperan dalam mentrasfer air dan hara dari luar ke korteks tanaman inang (Souza, 2015).
2.      Hifa eksternal (HE) merupakan struktur lain dari FMA yang berkembang diluar akar (Smith dan Read, 2008) dan berperan dalam memfasilitasi akses untuk serapan nutris dengan cara memperluas aksesibilitas sistem perakar (Singh et al. 2014 ).
3.      Arbuskula merupakan struktur yang bercabang-cabang seperti pohon (Nusantara, 2011) dan berperan sebagai pengambil unsur hara karena tumbuh dan berkembang dalam sel akar dan berperan sebagai penghubung dalam menyalurkan unsur hara antara fungi dengan tanaman inang (Smith dan Read, 2008).
4.      Vasikulah adalah struktur mengelembung yang dibentuk pada hifa-hifa utama yang dapat ditemukan baik di dalam maupun di luar lapisan korteks parenkim (Smith dan Read, 2008). Vesikel merupakan organ yang berperan sebagai penyimpan cadangan makana (Nusantara, 2011).
5.      Spora FMA terbentuk dari ujung hifa ekstra radikal yang menggelembung dan kemudian terlepas dari hifa ekstra radikal (Smith dan Read, 2008).

Manfaat dan Peran Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) merupakan fungi obligat yang membentuk mikoriza. Mikoriza merupakan hubungan saling menguntungkan antara akar tanaman dengan fungi tertentu dan membentuk simbiosis mutualisme dengan beragam jenis tumbuhan (Souza, 2015). FMA memiliki banyak manfaat diantaranya yaitu dapat membantu tanaman dalam penyerapan unsur hara dan air yang sulit dijangkau oleh akar tanaman, menghasilkan zat pengatur tumbuh, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan pathogen, salinitas, kekeringan dan keracunan logam berat (Husna, 2015). FMA juga dapat membantu pertumbuhan dan keberhasilan tanaman yang tumbuh pada lahan tercemar logam berat (Wang et al. 2006 ; Vivas et al. 2006 ; Chen et al. 2007 ; Tuheteru et al. 2011). Selain itu, keunggulan yang dimiliki FMA dari pupuk yang lain yaitu biaya produksinya murah dan mudah dilakukan dilapangan, pemberianya cukup sekali untuk seumur hidup pada tanaman dan tidak menimbulkan pencemaran lingkungan (Handani, 2013). 
FMA dianggap sebagai suatu teknologi pembaruan untuk membantu meningkatkan pertumbuhan, produktivitas dan kualitas tanamn terutama pada lahan-lahan marginal (Kartika et al. 2014). FMA mampu berperan dalam peningkatan kesehatan tanaman dan mencegah agar akar tidak terserang oleh pathogen (Putri et al. 2016). FMA dapat mengikat logam berat serta berguna dalam pemulihan lahan gundul (Peterson et al. 2004). Pada tanah marginal FMA mampu meningkatkan toleransi tanaman terhadap kondisi lahan kritis misalnya kekeringan dan terdapatnya logam-logam berat (Suwarniati, 2014).

Daftar Pustaka
Setiadi Y. 1989. Pemanfaatan Mikro Organisme Dalam Kehutanan. IPB. Bogor.
Smith, S.E dan D.J. Read. 2008. Mycorrhizal symbiosis. Third ed. New York (US): Academic Press.
Husna, 2015a. Potensi Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA) Lokal Dalam Konservasi Ex-Situ Jenis Terancam Punah Kayu Kuku [Pericopsis mooniana (Thw.) Thw.] [disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Gaur, A. dan A. Adholeya. 2004. Prospects of Arbuscular Mycorrhizal Fungi in Phytoremediation of Heavy Metal Contaminated Soils. Current Science. 86: 528-534.
Nusantara, A.D., Y.H Bertham dan I Mansur. 2012. Bekerja dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. SEAMEO BIOTROP. Bogor.
Schüßler, A. dan C. Walker. 2010. The Glomeromycota. A species list with new families and new genera. Kew (GB): The Royal Botanic Garden Kew
Hartoyo, B. 2012. Efektivitas fungi mikoriza arbuskula pada penggunaan pupuk fosfat alami dan pengarunya terhadap pertumbuhan, biomassa dan produksi asiatikosida pegagan (Centella asiatica L. Urban) di andosol [disertasi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Souza, T. 2015. Handbook of arbuscular mycorrhizal fungi. Springer.
Nusantara, A.D. 2011. Pengembangan Produksi Inokulan Fungi Mikoriza Arbuskula Berbasis Bahan Alami dan  Pemanfaatannya untuk Produksi Bibit Jati (Tectona Grandis L.F) [disertasi]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Singh, S., K Srivastava., S Sharma dan A.K Sharma. 2014. Mycorrhizal inoculum production. Springer-Verlag Berlin Heidelberg.
Tuheteru, F.D., Husna dan A Arif. 2011. Respon pertumbuhan dan ketergantungan Albizia saponaria (Lour.) Miq terhadap inokulasi Fungi Mikoriza Arbuskula local SULTRA pada media tanah pascatambang nikel. Berita Biologi 10(5): 605-612.
Vivas, A., J.M Barea., B Biro dan R Azcon. 2006. Effectiveness of autochthonous bacterium and mycorrhizal fungus on Trifolium growth, symbiotic development and soil enzymatic activities in Zn contaminated soil. J Appl Microbiol. 100: 587-598.
Wang, Fa-yuan., L Xian-gui., R Yin dan W Long-hua. 2006. Effects of arbuscular mycorrhizal inoculation on the growth of Elsholtzia splendens and Zea mays and the activities of phosphatase and urease in multi-metal-contaminated soil under unsterilized condition. Appl. Soil Ecol. 31: 110-119.
Chen, B.D., Y.G Zhu., J Duan, X.Y Xiao dan S.E Smith. 2007. Effects of the Arbuscular Mycorrhizal Fungus Glomus mosseae on growth and metal uptake by four plant species in copper mine tailings.  Environ. Poll. 147:374-380.
Handani, E. 2013. Dinamika Sporulasi Genus Fungi Mikoriza Arbuskula Hasil Penangkaran dari Bawah Tegakan Hutan Tanaman Jabon (Anthocephalus cadamba Roxb Miq.) [skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Putri, D., N Nasir dan F Alamsyah. 2016. Pengaruh Fungi Mikoriza Arbuskula terhadap penyakit jamur akar putih (Rigidoporus microporus) pada bibit tanaman karet (Hevea brasiliensis). Universitas Andalas. Padang.
Kartika, E., Lizawati dan Hamzah. 2014. Efektivitas Fungi Mikoriza Arbuskular terhadap bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) pada media tanah bekas tambang batu bara. Universitas Jambi. Jambi.
Peterson R.I., H.B Massicote dan L.H Melville. 2004. Mycorriza: anatomy and biologi. NRC Research Press. Canada.
Suwarniati. 2014. Pengaruh FMA dan pupuk organik terhadap sifat kimia tanah dan pertumbuhan Bunga Matahari (Helianthus annus L). Universitas Muhamadyah. 

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan