FAMILI APOCYNACEAE
Suku Apocynaceae |
Apocynaceae adalah tumbuhan berupa
pohon atau semak, tegak atau memanjat. Jarang sekali berupa herba dan mempunyai
kelenjar getah. Daun tersusun berhadapan atau berkarang.bunga biseksual,
bersimetri banyak, merupakan bunga bersimetri tunggal atau simes korimbosa.
Buluh kaliks pendek, berlobi 5, seringkali terdapat kelenjar didalamnya. Buluh
korola biasanya panjang, berlobi 5, dan biasanya memutir. Stamen 5, epipetalu,
antena linier, bebas. Ginaecium berkarpel 2, 2 ovaria, tampak jelas dan menyatu
dalam stilus tunggal, pada umumnya superior. Buah terdiri dari pasang folikel,
drupa atau kapsl. Suku ini meliputi 180-200 genera dengan 1500-2000 jenis.
Beberapa jenis dari suku ini mempunyai peranan penting untuk pembuatan
obat-obatan dan tanaman hias.
Polen merupakan perkembangan dari
sel-sel sporogen primer yang membelah secara mitosis dalam bidang yang berbeda.
Derivat darivat pembelahan ini membentuk sel-sel induk polen yang disebut
mikrosporosit. Setiap el induk menjalani pembelahan meosis untuk membentuk
tetrad butir polen yang disebut 4 mikrospora haploid.
Serbuk sari atau polen terdiri dari dua
lapisan yaitu :
Lapisan luar (eksin) : lapisan ini
sering kali berkeriput dan mempunyai bagian yang menonjol seperti bsul.
Kemampuan utama eksin adalah sporolenin yaitu suatu substansi keras yang
memberikan daya tahan yan hebat pada dinding polen. Lapisan dalam
(intin) : lapisan intin ini mempunyai dinding yang tipis dan
lunak.
Permukaan dinding polen ada yang
memiliki celah (apertura) sedangkan adajuga tumbuhan lain yang tidak memiliki
celah tersebut. Apertura merupakan daerah tipis pada permukan butir polen baik
berupa alur celah maupun area yang tipis. Apertura yang panjang
disebut alur (kolpi), sedangkan apertura yang pendek disebut dengan
lubang (pori).
1. Pulai
(Alstonia scholaris)
Pulai (Alstonia scholaris) merupakan
jenis tanaman kehutanan yang memiliki banyak manfaat. Tanaman ini
mampu tumbuh baik pada lahan kritis dan lahan marginal sehingga
dapat digunakan sebagai tanaman konservasi. Kebutuhan akan kayu
jenis ini semakin meningkat, dikarenakan semakin berkurangnya
jenis kayu yang berasal hutan alam. Kayu pulai dimanfaatkan dalam
bahan industri kerajinan tangan dan juga dimanfaatkan dalam bidang
farmasi. Pertumbuhan tanaman pulai dipengaruhi oleh ketersediaan
bahan baku air. Pembibitan tanaman pulai memerlukan penyiraman yang
dilakukan setiap hari. Penyiraman ini bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan air di awal pertumbuhan bibit. Penyiraman yang dilakukan
sebaiknya menggunakan sedikit air dan waktu penyiraman tidak perlu
dilakukan setiap hari. Pemanfaatan mikoriza akhir-akhir ini sering
digunakan dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman
kehutanan. Potensi dari adanya simbiosis cendawan
mikoriza arbuskula dengan tanaman sangat penting untuk
dimanfaatkan bagi kepentingan budidaya, terutama pada
saat pembibitan maupun penanaman di lapangan. Setiadi (1998)
menyatakan pengaruh tersebut berupa meningkatkan penyerapan hara
tanah dan ketahanan akar terhadap kekeringan, menjaga akar
dari serangan penyakit, memasok tambahan hormon tumbuh dan ZPT,
serta manfaat dalam meningkatkan ketahanan tanaman terhadap serangan patogen
akar
a) Taksonomi Pulai (Alstonia
scholaris)
Pohon
pulai merupakan tanaman yang toleran terhadap berbagai jenis tanah
dan habitat. Pulai termasuk tanaman keras dan berkayu.
Kingdom : Plantae
Divisi :
Spermatophyta
Kelas
: Dycotyledonae
Ordo
: Apocynales
Marga
: Apocynaceae
Genus
: Alstonia
Spesies
: Alstonia scholaris (L.) R. Br
b) Ciri- Ciri Umum
a.
pohon
pulai
Pohon pulai (Alstonia scholaris)
memiliki bentuk daun mirip dengan daun kamboja, dan bunga warna
kuning yang indah. Batangnya lurus, tegak, berkayu, bulat, percabangan
simpodia, putih kotor dan mengandung banyak getah berwarna putih, rasa getahnya
sangat pahit. Rasa pahit tersebut didapatkan pula pada akar, kulit batang dan
daunnya. Akar pohon pulai merupakan akar tunggang dan berwarna cokelat Pulai
umumnya dapat mencapai tinggi 20 hingga 25 m dan diameter 40 hingga
60 cm. Pulai memiliki pertumbuhan yang sangat baik dan dapat dibiakkan dengan
stek dan cabang.
b.
Daun
Daun pohon pulai merupakan daun
tunggal, tersebar, lonjong, tepi rata, ujung, ujung dan pangkal meruncing,
pertulangan menyirip, permukaan mengkilap, panjang 20-25 cm, lebar 8-10 cm,
berwarna hijau.
c.
Bunga
Bunga pohon pulai merupakan bunga
majemuk, membentuk malai, berkelamin dua, berada di ujung cabang, kelopak bunga
berbentuk tabung bercangap, benang sari silindris, kepala sari berbentuk
ginjal, putik berbentuk tabung, mahkota berbentuk terompet, berwarna putih.
d.
Buah
Buahnya bumbung, 5 berbentuk pita,
berwarna putih kehijauan.
e.
Biji
Biji bulat, kecil, dan berwarn
2. Kamboja ( Plumeria acuminata )
Kamboja merupakan daun yang tidak
lengkap karena pada bagian daunnya hanya memiliki tangkai daun (petiolus) dan helaian
daun (lamina) tanpa memiliki upih daun (vagina). Bangun daun (circumscriptio)
berbentuk sudip (spathulatus), dikatakan sudip karena seperti bangun bulat
telur, tepi daun (margo) rata (integer), ujung daun (apex) tumpul (obtusus)
karena pada tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat menuju
ke suatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul (lebih besar dari
900). Pada bagian pangkal (basis) runcing (acutus), pangkal daun ini biasanya
terdapat pada daun bangun memanjang, lanset dan belah ketupat, permukaan daun
licin suram (laevis apacus), susunan tulang daun menyirip, dikatakan menyirip
karena mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung, dan
merupakan terusan tangkai daun, dari ibu tulang daun ini ke samping keluar
tulang-tulang cabang sehingga mengingatkan kita pada sirip-sirip pada ikan
a) Klasifikasi Tanaman Kamboja (Plumeria Acuminata )
Kingdom : Plantae
Divisi :
Magnoliophyta
Kelas
: Magnoliopsida
Ordo
: Gentianales
Famili
: Apocynaceae
Genus
: Plumeria
Spesie
: Plumeria acuminata
b) Deskripsi Tumbuhan
a.
Habitat
Tumbuhan
ini banyak tumbuh di perkuburan, juga ada yang sengaja di tanam di halaman
rumah. Pada umumnya tumbuhan ini hidup subur di daratan rendah sampai
ketinggian 700 meter di atas permukaan laut.
b.
Habitus
Habitus
pohon, bergetah. Dalam klasifikasi tradisional Kamboja termasuk pohon kecil,
dan dalam klasifikasi Raunkier, termasuk Mesofanerofit (tumbuhan di udara).
c.
Akar
Tanaman
kamboja mempunyai akar, berwarna cokelat tua hingga muda dan bercabang dimana
akar ini berfungsi menyerap unsure air dan mineral dari dalam tanah hingga
kedalaman 1,5 samapai 2 meter.
d.
Batang
Batang
berkayu keras tinggi, bulat,mencapai 6 meter, percabangan banyak. Batang
utamanya besar, sedangkan cabang muda lunak, batangnya cenderung bengkok dan
bergetah. Batang kamboja berkayu dengan warna kekuning-kuningan.
e.
Daun
Daun
berwarna hijau, termasuk daun tunggal, berbentuk lonjong /lanset dengan ujung
runcing dan agak keras, pangkalnya meruncing, tepi rata, tebal, panjang
kira-kira 10-25 cm, dengan lebar 5-10 cm, pertulangannya menjari,permukaan atas
hijau tua, permukaan bawah hijau muda dengan urat-urat daun yang menonjol,
sering rontok terutama pada saat berbunga lebat. Termasuk golongan bangun tidak
lengkap.
f.
Bunga
Bunganya
termasuk bunga majemuk, berbentuk terompet, putih kemerah-merahan,muncul di
ujung-ujung tangkai, malai rata, mahkota bunga empat, putih, daun bunga
berjumlah 5 buah dan berbunga sepanjang tahun, dan mahkota berbentuk corong.
Tangkai putik pendek, tumpul dan lebar.
g.
Buah
Buah
bumbung, berbentuk lanset, panjang 18-20cm, lebar 1-2 cm, masih muda berwarna
hijau dan setelah tua berwarna hitam.
h.
Biji
Biji
bulat, bersayap, warnanya putih kotor.
i.
Manfaat
Kamboja tidak hanya
ditanam sebagai tanaman hias, tetapi dapat dimanfaatkan sebagai obat. Pada
getahnya mengandung senyawa sejenis karet, triterpenolo amyrin dan damar. Di
samping itu juga mengandung minyak menguap antara lain: geraniol, farnesol,
sitronellol, fenetilalkohol dan linallol
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan