Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata) - KUMPULAN MATERI DAN TUGAS PERKULIAHAN KEHUTANAN

Latest

Belajar Berkarya Untuk Sesama Sebagai Jalan Memberi Manfaat Bagi Orang Banyak. Blog ini semoga berisi artikel-artikel yang berfaedah buat anda.

Tuesday, February 4, 2020

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata)


LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON
“Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Spathodea (Spathodea campanulata)”

Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap Pertumbuhan Tanaman
Spathodea (Spathodea campanulata)



BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Fisiologi pohon merupakan ilmu yang mempelajari dan menerangkan bagaimana pohon itu tumbuh dan bereaksi terhadap faktor lingkungannya. Fisiologi pohon memerikan pemahaman mengenai perlakuan-perlakuan cocok tanam sehubungan dengan kondisi lingkungan dan proses fisiologisnya. Adanya pengetahuan dan pemahaman pengenai fisiologi pohon memungkinkan pemberian tindakan dan perlakuan yang dapat memicu pertumbuhan suatu pohon.
Pertumbuhan adalah proses pertambahan jumlah dan ukuran sel yang bersifat permanen (tetap), tidak bisa balik (irreversible), dan dapat dinyatakan secara kuantitatif. Cara melihat pertumbuhan yang terjadi pada tanaman dengan melakukan pengukuran pengukuran ditingkat seluler, jaringan, organ atau tubuh tanaman pada interval waktu tertentu. Pertumbuhan biasanya diikuti dengan perubahan bentuk (Nurwahyuni et al., 2016). Dalam proses pertumbuhan tanaman, cahaya matahari sangat dibutuhkan karena karena perannya dalam kegiatan fisiologis seperti fotosintesis, respirasi, proses pembungaan, pembukaan dan penutupan stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman hingga mencapai titik klimaks. Pengaruh cahaya matahari tersebut dapat dilihat salah satunya dengan penyapihan suatu jenis semai pohon yang diletakkan didua tempat dengan intensitas pencahayaan yang berbeda. Untuk menunjang pengamatan jenis semai pohon yang dipakai adalah Spathodea campanulata.
Jenis semai pohon Spathodea campanulata merupakan spesies yang dapat berkembang cepat. Tanaman spathodea campanulata biasa di sebut tanaman kecrutan atau pohon Kiacret, tanaman ini mempunyai morfologi daun  yang berbulu  dan  berbentuk  oval,  tajuk  rimbun  dan  tinggi  mencapai  25  meter. Untuk mengamati pertumbuhan semai pohon spathodea campanulata, maka perlu dilakukan praktikum mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata).
1.2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata) ?
1.3. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata).


  

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Deskripsi Tanaman
Spathodea campanulata merupakan spesies yang dapat berkembang cepat di daerah kering hingga lembab dan membentuk koloni yang tebal. Keberadaanya di habitat yang baru dapat menghilangkan spesies lokal karena naungannya yang lebat, sehingga menurunkan kekayaan spesies di bawah kanopi koloninya (Webber 2003 dalam Prinando, 2011).
Berikut ini merupakan klasifikasi tanaman (spathodea campanulata) menurut cronquist (1981) dalam setiawan (2014) :
Kingdom                                 : Plantae
     Divisi                                  : Magnoliophyta
          Kelas                             : Magnoliopsida
               Ordo                         : Scrophulariales
                     Family                : Bignoniaceae
                           Genus           : Spathodea
                                  Spesies : Spathodea campanulata
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan invasif dibeberapa daerah Tropis lainnya. Spathodea campanulata tumbuh baik pada ketinggian 1.200 m. Jenis tumbuhan ini sangat mudah penyebar dengan perantara angin dan hewan       (Iqbar et al.,  2017).


2.2 Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Mikoriza merupakan simbiosis antara jamur dengan akar tanaman. Jumlah mikoriza sangat melimpah di alam dan ditemukan hampir 80% dapat bersimbiosis dengan tumbuhan angiospermae, serta berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman agrikultur, hortikultura dan tanaman hutan. Secara umum mikoriza tergolong dalam dua tipe yaitu ektomikoriza dan endomikoriza atau mikoriza arbuskula. Mikoriza arbuskula banyak dijumpai pada sebagian besar tanaman budidaya dan berperan penting dalam serapan unsur hara (Cahyani et al. 2014).
Mikoriza adalah suatu bentuk hubungan simbiosis mutualisme antara fungi tertentu dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis terjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lainnya dari tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan pada tanaman inang dengan cara membantu tanaman dalam menyerap unsur hara terutama P (Smith dan Read. 2008 dalam Gustian et al, 2015).
Simbiosis FMA dikatakan efektif jika mampu menghasilkan pengaruh menguntungkan tertentu terhadap tanaman inang atau lingkungan pertumbuhannya. Ditinjau dari sisi tanaman, inokulan FMA dikatakan efektif jika dapat meningkatkan bobot kering tanaman dan serapan hara, khususnya P, daya tahan tanaman terhadap kekeringan atau menangkal patogen. Ditinjau dari sisi lingkungan, inokulan FMA dikatakan efektif jika mampu mengubah karakteristik medium tumbuhnya (Nusantara et al. 2012).

2.3 Cahaya Matahari
            Cahaya merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi tumbuhan selama proses pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya merupakan sumber energi dalam fotosintesis. Tanpa cahaya, tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan baik dan menyebabkan tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Cahaya bermanfaat bagi pertumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses fotosintesis khlrofil (Komalasari dan Arief, 2014).
            Pengaruh intensitas cahaya terhadap proses fisiologi akan terlihat pada keadaan morfologi tanaman. Intensitas cahaya tinggi menyebabkan sel-sel daun lebih kecil, tilakoid mengumpul, dan klorofil lebih sedikit, sehingga ukuran daun lebih kecil dan tebal. Selain itu jumlah daun lebih banyak dengan stomata lebih kecil ukurannya dan tekstur daun lebih keras (Buntoro., et al, 2014).
            Pertumbuhan pada tanaman merupakan proses kenaikan massa dan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya tinggi, panjang dan lebar pada bagian - bagian tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan cahaya merupakan faktor terpenting. Tanaman yang ditumbuhkan di tempat yang memiliki cahaya kurang cenderung memiliki batang yang tidak kokoh dan mudah rebah serta pertumbuhan nya lambat dibandingkan tanaman yang ditumbuhkan di tempat gelap. Hal ini dikarenakan aktivitas dari hormon auksin (hormon pertumbuhan) yang tidak aktif apabila terdapat cahaya (Magfiroh, 2017).

2.4 Peran Unsur Hara terhadap Pertumbuhan
            Tanaman membutuhkan hara guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hara tersebut selanjutnya akan digunakan untuk proses metabolisme tanaman dan setiap unsur hara yang diserap tanaman memiliki fungsi spesifik yang umumnya tidak dapat digantikan oleh unsur lain. Setiap unsur hara memiliki peranan masing-masing dalam mendukung proses metabolisme tanaman. Nitrogen merupakan unsur hara makro yang merupakan bagian integral penyusun klorofil sehingga bertanggung jawab terhadap proses fotosintesa (Munawar, 2011 dalam Atmaja, 2017).
            Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir penting dalam pembentukan klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup (Brady and Weil, 2002 dalam Fahmi., et al, 2010).
            Fosfor (P) dikatakan sebagai kunci dalam kehidupan, karena fungsinya yang sangat sentral dalam proses kehidupan. Fungsi utama P dalam tanaman adalah menyimpan dan mentransfer energi dalam bentuk ADP dan ATP. Energi diperoleh dari proses  fotosintesis dan metabolisme karbohidrat yang disimpan dalam campuran fosfat untk digunakan dalam proses pertumbuhan dan produksi. Tanpa P proses-proses tersebut tidak dapat berlangsung (Liferdi, 2010).


BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1 Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Persemaian Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo, pada hari Selasa, 5 Juni 2018 Pukul 15.30 WITA sampai selesai.

3.2  Bahan dan Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis, gunting, kertas label, lakban, polibag dan mistar.
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah media tanah, pupuk kotoran sapi dan bibit Spathodea (Spathodea campanulata).

3.3  Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.        Menyiapkan alat dan bahan praktikum.
2.        Menimbang pupuk kotoran sapi dengan berat 10 gram.
3.        Mengisi polybag dengan media yang telah disiapkan sebanyak 12 polybag.
4.        Menempelkan label yang telah ditulis kodenya pada setiap polybag.
5.        Menyiram media dengan air hingga jenuh.
6.        Membuat koakan atau lubang tanam pada polybag.
7.        Memasukkan pupuk kotoran sapi ke dalam koakan yang telah dibuat.
8.        Melakukan penyapihan bibit dari bak kecambah ke polibag.
9.        Meletakkan polibag di dua tempat dengan kondisi pencahayaan yang berbeda
10.    Melakukan pengukuran pertama.
11.    Pengukuran dilakukan sebanyak 4 kali dalam jangka waktu seminggu sekali.


  

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Adapun hasil pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :
Tabel 1. Tinggi Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata) tanpa perlakuan (kontrol)


Pengamatan Minggu Ke-
Kontrol
Persemaian
K1
K2
K3
Rata2
I
1
2,9
3
1.33
II
2.4
4.5
4.9
3.93
III
4.9
6.2
6
5.70
IV
6.1
7.3
7.2
6.87

Pengamatan Minggu Ke-
Kontrol
Terbuka
K1
K2
K3
Rata2
I
1.5
3.2
1
1.90
II
2.6
4.5
2.5
3.20
III
4.9
5.7
4.6
5.07
IV
6.1
7.3
5.8
6.40

Tabel 2. Tinggi Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata) dengan perlakuan (pemberian pupuk)


Pengamatan Minggu Ke-
Pupuk Kompos
Persemaian
P1
P2
P3
Rata2
I
1.5
2
3.8
2.43
II
2.3
4
4.6
3.63
III
4.2
6.2
6.7
5.70
IV
7.3
8.1
9.1
8.17

Pengamatan Minggu Ke-
Pupuk Kompos
Terbuka
P1
P2
P3
rata2
I
4
2.6
3.8
3.47
II
5.2
3.8
4.1
4.37
III
6.5
5.2
6.8
6.17
IV
8.5
7.5
7.9
7.97

Grafik 1. Tinggi Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata) tanpa perlakuan (kontrol)



Grafik 2. Tinggi Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata) dengan perlakuan (pemberian pupuk)



4.2. Pembahasan
            Spathodea (Spathodea campanulata) termasuk jenis Pohon cepat tumbuh namun memiliki batang kayu yang tidak keras. Spathodea rajin berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan dan pertamanan. Pengembangan di Indonesia secara generatif dengan biji dan secara vegetative dengan stek. Batang pohon Spathodea berwarna putih dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter. Spathodea merupakan spesies yang dapat tumbuh dan berkembang dengan cepat (Webber 2003 dalam Prinando, 2011).
            Hasil pengamatan mengenai praktikum pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata) menunjukkan bahwa perbandingan pertumbuhan antara tanaman yang disimpan di dalam persemaian dengan tanaman yang disimpan di luar atau di tempat terbuka mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda. Tanaman Spathodea yang disimpan di dalam persemaian memiliki laju pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang disimpan di luar atau tempat terbuka. Perbedaan pertumbuhan ini terlihat baik pada tanaman Spathodea yang tidak diberikan perlakuan (kontrol) maupun pada tanaman Spathodea yang diberikan perlakuan (pupuk).
            Pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata) tanpa perlakuan (kontrol) yang disimpan di dalam persemaian pada pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 1,33 cm dan pada pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 6,87 cm. sedangkan tanaman yang disimpan di luar atau di tempat terbuka pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 1,90 cm dan pada pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 6,40 cm. Adapun pertumbuhan tanaman Spathodea dengan pemberian perlakuan berupa pupuk, tanaman yang disimpan di dalam persemaian pada pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 2,43 cm dan pada pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 8,17 cm. sedangkan tanaman yang disimpan di luar atau di tempat terbuka pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 3,47 cm dan pada pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 7,97 cm.
            Perbedaan pertumbuhan tersebut menunjukkan bahwa cahaya matahari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata). Tanaman Spathodea yang disimpan di dalam persemain memliki pertumbuhan dan pertambahan tinggi yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang disimpan di luar atau ditempat terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman Spathodea termasuk tanaman yang tumbuh lebih cepat apabila disimpan di tempat yang intensitas cahaya mataharinya  kurang atau ternaungi. Hal ini sejalan dengan pernyataan silvikultur (2007) bahwa Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap akan tumbuh lebih cepat dari pada yang diletakkan di  tempat  yang terkena cahaya. Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang pemanjangan sel - sel sehingga tanaman tumbuh  lebih panjang atau tinggi. Sebaliknya, dalam keadaan banyak cahaya hormon auksin  mengalami kerusakan  sehingga  pertumbuhan tanaman terhambat.
Namun setiap jenis tanman atau pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh  baik ditempat terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh dengan baik di tempat teduh atau bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih mudah memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai memerlukan cahaya denagan intensitas tinggi.
Selain intensitas cahaya matahari, dari hasil pengamatan pemberian perlakuan berupa pupuk kandang sapi juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata). Rata rata tinggi tanaman Spathodea tanpa perlakuan (kontrol) pada pengukuran terakhir (minggu keempat) yaitu 6,63 cm. sedangkan tanaman Spathodea dengan pemberian perlakuan pupuk kandang sapi tinggi rata rata pada pengukuran terakhir (minggu keempat) yaitu 8,06 cm. menurut Evanita, et al (2014) Pupuk kandang memiliki banyak keunggulan dibandingkan dengan pupuk sintesis. Selain kandungan Nitrogen (N), fospor (P), dan Kalium (K) yang cukup tinggi, pupuk kandang mengandung unsur hara yang cukup lengkap. Hal inilah yang menjadikan pertumbuhan dan pertambahan tinggi tanaman Spathodea lebih cepat daripada control atau tanpa perlakuan (tanpa dipupuk).


           
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
            Cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata). Tanmaan Spathodea yang disimpan di dalam persemaian memiliki pertumbuhan dan pertambahan tinggi lebih cepat dibandingkan tanaman Spathodea yang disimpan diluar atau di tempat terbuka. Selain itu pemberian pupuk kandang sapi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman Spathodea.

5.2. Saran
            Saran kami untuk praktikum selanjutnya agar praktikum dilaksanakan lebih awal misalnya satu minggu setelah ujian tengah semester agar proses kuliah dapat singkron dengan kelender akademik Universitas Halu Oleo. Selain itu sebaiknya mata kuliah ini dilaksanakan bukan hanya satu kali praktikum tapi dapat dilaksanakan beberpa praktikum mengingat mata kuliah ini memiliki materi yang penting dan cukup luas.


DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, I.S.W. 2017. Pengaruh uji minus one test pada pertumbuhan vegetatif tanaman mentimun. Jurnal Logika.Vol 19 (1).
Buntoro, B.H., Rogomulyo R dan Trisnowati S. 2014. Pengaruh takaran pupuk kandang dan intensitas cahaya terhadap pertumbuhan dan hasil temu putih (Curcuma zedoaria L.). Jurnal Vegetalika. Vol 3 (4) : 29-39.
Cahyani, N. K. M. D., Nurhatika, S dan Muhibuddin, A. 2014. Eksplorasi Mikoriza Vesikular Arbuskular (Mva) Indigenous Pada Tanah Aluvial Di Kabupaten Pamekasan Madura. Universitas Brawijaya. Malang.
Gustian., Burhanuddin dan Herawatiningsih. 2015. Jurnal Hutan Lestari (2015) Vol. 3 (3) : 411 – 422. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Fahmi, A., Syamsuddin., Utami S.N.H dan Radjagukguk B. 2010. Pengaruh interaksi hara nitrogen dan fosfor terhadap pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah regosol dan latosol. Berita Biologi. Vol 10 (3).
Iqbar, S Riana dan Masykur. 2017. Inventarisasi Spesies Tanaman Potensial Invasif di Kawasan Perumahan PT. Arun NGL, Lhokseumawe, Aceh Jurnal BioLeuser, 1(1):20-30 April 2017. Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.
Komalasari, O dan Arief R. 2014. Pengaruh cahaya dan lama penyimpanan terhadap mutu benih jagung. Prossiding Seminar Nasional Serealia. Maros.
Liferdi, L. 2010. Efek pemberian pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan status hara bibit manggis. Jurnal Hort. Vol 20 (1) : 18-26.
Magfiroh, J. 2017. Pengaruh intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Prossiding Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Biologi. Yogyakarta.
Nusantara, A. D., Bertham, Y. H dan Mansur, I. 2012. Bekerja Dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Prinando, M. 2011. Keanekaragaman Spesies Tumbuhan Asing Invasif Di Kampus Ipb Darmaga, Bogor. Bogor.
Setiawan, B. 2014.  Inventarisasi Pohon Pelindung Dan Potensinya Sebagai Penyerap Karbon Dioksida (Co2) Serta Penyimpan Karbon Di Jalan Raya Kota Malang. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang.
Silvikultur. 2007. Sumber Cahaya Matahari. Jakarta: Pakar Raya.

           

1 comment:

  1. If you are going to shop around, you will find out that there are different types of Kratom to choose from. Basically, there are leaves powder as well as extracts. Buy Kratom

    ReplyDelete

Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan