LAPORAN
PRAKTIKUM FISIOLOGI POHON
“Pengaruh Cahaya Matahari Terhadap
Pertumbuhan Tanaman
Spathodea
(Spathodea campanulata)”
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Fisiologi pohon merupakan ilmu yang mempelajari dan
menerangkan bagaimana pohon itu tumbuh dan bereaksi terhadap faktor lingkungannya.
Fisiologi pohon memerikan pemahaman mengenai perlakuan-perlakuan cocok tanam
sehubungan dengan kondisi lingkungan dan proses fisiologisnya. Adanya
pengetahuan dan pemahaman pengenai fisiologi pohon memungkinkan pemberian
tindakan dan perlakuan yang dapat memicu pertumbuhan suatu pohon.
Pertumbuhan adalah
proses pertambahan jumlah dan ukuran sel yang bersifat permanen (tetap), tidak
bisa balik (irreversible), dan dapat dinyatakan secara kuantitatif. Cara
melihat pertumbuhan yang terjadi pada tanaman dengan melakukan pengukuran
pengukuran ditingkat seluler, jaringan, organ atau tubuh tanaman pada interval
waktu tertentu. Pertumbuhan biasanya diikuti dengan perubahan bentuk
(Nurwahyuni et al., 2016). Dalam
proses pertumbuhan tanaman, cahaya matahari sangat dibutuhkan karena karena perannya dalam kegiatan fisiologis
seperti fotosintesis, respirasi, proses pembungaan, pembukaan dan penutupan
stomata, perkecambahan dan pertumbuhan tanaman hingga mencapai titik klimaks. Pengaruh
cahaya matahari tersebut dapat dilihat salah satunya dengan penyapihan suatu
jenis semai pohon yang diletakkan didua tempat dengan intensitas pencahayaan
yang berbeda. Untuk menunjang pengamatan jenis semai pohon yang dipakai adalah Spathodea
campanulata.
Jenis semai pohon Spathodea campanulata merupakan spesies yang dapat berkembang
cepat. Tanaman spathodea
campanulata biasa di sebut tanaman kecrutan atau pohon Kiacret, tanaman ini
mempunyai morfologi daun yang berbulu dan
berbentuk oval, tajuk
rimbun dan tinggi
mencapai 25 meter. Untuk mengamati pertumbuhan semai
pohon spathodea campanulata, maka
perlu dilakukan praktikum mengenai pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea
campanulata).
1.2.
Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada praktikum ini yaitu bagaimana pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea
campanulata) ?
1.3. Tujuan
Tujuan
dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pengaruh cahaya matahari terhadap
pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea
campanulata).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Deskripsi Tanaman
Spathodea campanulata merupakan spesies yang dapat berkembang
cepat di daerah kering hingga lembab dan membentuk koloni yang tebal.
Keberadaanya di habitat yang baru dapat menghilangkan spesies lokal karena
naungannya yang lebat, sehingga menurunkan kekayaan spesies di bawah kanopi
koloninya (Webber 2003 dalam Prinando, 2011).
Berikut
ini merupakan klasifikasi tanaman (spathodea
campanulata) menurut cronquist (1981) dalam setiawan (2014) :
Kingdom :
Plantae
Divisi
:
Magnoliophyta
Kelas :
Magnoliopsida
Ordo : Scrophulariales
Family : Bignoniaceae
Genus : Spathodea
Spesies : Spathodea
campanulata
Tumbuhan ini merupakan tumbuhan invasif
dibeberapa daerah Tropis lainnya. Spathodea campanulata tumbuh baik pada
ketinggian 1.200 m. Jenis tumbuhan ini sangat mudah penyebar dengan
perantara angin dan hewan (Iqbar et
al., 2017).
2.2
Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA)
Mikoriza merupakan simbiosis
antara jamur dengan akar tanaman. Jumlah mikoriza sangat melimpah di alam dan
ditemukan hampir 80% dapat bersimbiosis dengan tumbuhan angiospermae, serta
berperan penting dalam meningkatkan pertumbuhan tanaman agrikultur,
hortikultura dan tanaman hutan. Secara umum mikoriza tergolong dalam dua tipe
yaitu ektomikoriza dan endomikoriza atau mikoriza arbuskula. Mikoriza arbuskula
banyak dijumpai pada sebagian besar tanaman budidaya dan berperan penting dalam
serapan unsur hara (Cahyani et al. 2014).
Mikoriza adalah suatu bentuk
hubungan simbiosis mutualisme antara fungi tertentu dan perakaran tumbuhan tingkat tinggi. Simbiosis terjadi saling menguntungkan, fungi memperoleh karbohidrat dan unsur pertumbuhan lainnya dari tanaman inang, sebaliknya fungi memberi keuntungan pada tanaman inang dengan cara membantu tanaman dalam menyerap unsur hara terutama P (Smith dan Read. 2008 dalam
Gustian et al, 2015).
Simbiosis
FMA dikatakan efektif jika mampu menghasilkan pengaruh menguntungkan tertentu
terhadap tanaman inang atau lingkungan pertumbuhannya. Ditinjau dari sisi
tanaman, inokulan FMA dikatakan efektif jika dapat meningkatkan bobot kering
tanaman dan serapan hara, khususnya P, daya tahan tanaman terhadap kekeringan atau
menangkal patogen. Ditinjau dari sisi lingkungan, inokulan FMA dikatakan
efektif jika mampu mengubah karakteristik medium tumbuhnya (Nusantara et al.
2012).
2.3 Cahaya Matahari
Cahaya
merupakan salah satu faktor luar yang mempengaruhi tumbuhan selama proses
pertumbuhan dan perkembangan. Cahaya merupakan sumber energi dalam
fotosintesis. Tanpa cahaya, tumbuhan tidak akan mampu berfotosintesis dengan
baik dan menyebabkan tumbuhan terganggu pertumbuhannya. Cahaya bermanfaat bagi
pertumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk proses
fotosintesis khlrofil (Komalasari dan Arief, 2014).
Pengaruh
intensitas cahaya terhadap proses fisiologi akan terlihat pada keadaan
morfologi tanaman. Intensitas cahaya tinggi menyebabkan sel-sel daun lebih
kecil, tilakoid mengumpul, dan klorofil lebih sedikit, sehingga ukuran daun
lebih kecil dan tebal. Selain itu jumlah daun lebih banyak dengan stomata lebih
kecil ukurannya dan tekstur daun lebih keras (Buntoro., et al, 2014).
Pertumbuhan
pada tanaman merupakan proses kenaikan massa dan volume yang bersifat
irreversible (tidak dapat kembali ke asal) seperti bertambahnya tinggi, panjang
dan lebar pada bagian - bagian tumbuhan. Dalam proses pertumbuhan cahaya
merupakan faktor terpenting. Tanaman
yang
ditumbuhkan di tempat yang memiliki cahaya kurang cenderung memiliki batang
yang tidak kokoh dan mudah rebah serta pertumbuhan nya lambat dibandingkan
tanaman yang ditumbuhkan di tempat gelap. Hal ini dikarenakan aktivitas dari
hormon auksin (hormon pertumbuhan) yang tidak aktif apabila terdapat cahaya
(Magfiroh, 2017).
2.4 Peran Unsur Hara terhadap
Pertumbuhan
Tanaman
membutuhkan hara guna menjamin pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Hara
tersebut selanjutnya akan digunakan untuk proses metabolisme tanaman dan setiap
unsur hara yang diserap tanaman memiliki fungsi spesifik yang umumnya tidak
dapat digantikan oleh unsur lain. Setiap unsur hara memiliki peranan
masing-masing dalam mendukung proses metabolisme tanaman. Nitrogen merupakan
unsur hara makro yang merupakan bagian integral penyusun klorofil sehingga
bertanggung jawab terhadap proses fotosintesa (Munawar, 2011 dalam Atmaja,
2017).
Nitrogen
(N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara yang sangat dibutuhkan oleh tanaman
dalam jumlah yang besar. Nitrogen merupakan anasir penting dalam pembentukan
klorofil, protoplasma, protein, dan asam-asam nukleat. Unsur ini mempunyai
peranan yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan semua jaringan hidup
(Brady and Weil, 2002 dalam Fahmi., et al, 2010).
Fosfor
(P) dikatakan sebagai kunci dalam kehidupan, karena fungsinya yang sangat
sentral dalam proses kehidupan. Fungsi utama P dalam tanaman adalah menyimpan
dan mentransfer energi dalam bentuk ADP dan ATP. Energi diperoleh dari proses fotosintesis dan metabolisme karbohidrat yang
disimpan dalam campuran fosfat untk digunakan dalam proses pertumbuhan dan
produksi. Tanpa P proses-proses tersebut tidak dapat berlangsung (Liferdi,
2010).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Tempat dan Waktu
Praktikum ini
dilaksanakan di Persemaian Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan,
Universitas Halu Oleo, pada hari Selasa, 5 Juni 2018 Pukul 15.30 WITA sampai
selesai.
3.2 Bahan
dan Alat
Alat
yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis,
gunting, kertas label, lakban, polibag dan mistar.
Bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah media tanah, pupuk kotoran sapi dan
bibit Spathodea (Spathodea campanulata).
3.3 Prosedur Kerja
Prosedur kerja pada
praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1.
Menyiapkan alat dan
bahan praktikum.
2.
Menimbang pupuk kotoran
sapi dengan berat 10 gram.
3.
Mengisi polybag dengan
media yang telah disiapkan sebanyak 12 polybag.
4.
Menempelkan label yang
telah ditulis kodenya pada setiap polybag.
5.
Menyiram media dengan
air hingga jenuh.
6.
Membuat koakan atau
lubang tanam pada polybag.
7.
Memasukkan pupuk
kotoran sapi ke dalam koakan yang telah dibuat.
8.
Melakukan penyapihan
bibit dari bak kecambah ke polibag.
9.
Meletakkan polibag di
dua tempat dengan kondisi pencahayaan yang berbeda
10. Melakukan
pengukuran pertama.
11. Pengukuran
dilakukan sebanyak 4 kali dalam jangka waktu seminggu sekali.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Hasil
Adapun hasil
pengamatan pada praktikum ini dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut :
Tabel 1. Tinggi Tanaman Spathodea
(Spathodea campanulata)
tanpa perlakuan (kontrol)
|
|
Tabel 2. Tinggi
Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata)
dengan perlakuan (pemberian pupuk)
|
|
Grafik 1. Tinggi Tanaman Spathodea
(Spathodea campanulata)
tanpa perlakuan (kontrol)
Grafik 2. Tinggi
Tanaman Spathodea (Spathodea campanulata)
dengan perlakuan (pemberian pupuk)
4.2. Pembahasan
Spathodea
(Spathodea campanulata)
termasuk jenis Pohon cepat tumbuh namun memiliki batang kayu yang tidak keras. Spathodea rajin
berbunga sehingga banyak dipakai untuk penghijauan
dan pertamanan.
Pengembangan di Indonesia secara
generatif dengan biji dan secara vegetative dengan stek. Batang pohon Spathodea
berwarna putih dapat tumbuh hingga mencapai 20 meter. Spathodea merupakan
spesies yang dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat (Webber 2003 dalam
Prinando, 2011).
Hasil pengamatan mengenai
praktikum pengaruh cahaya
matahari terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata)
menunjukkan bahwa perbandingan pertumbuhan antara
tanaman yang disimpan di dalam persemaian dengan tanaman yang disimpan di luar
atau di tempat terbuka mengalami tingkat pertumbuhan yang berbeda. Tanaman Spathodea yang disimpan di dalam persemaian memiliki laju
pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan tanaman yang disimpan di luar atau
tempat terbuka. Perbedaan pertumbuhan ini terlihat baik pada tanaman Spathodea yang tidak diberikan perlakuan (kontrol) maupun pada
tanaman Spathodea yang diberikan perlakuan (pupuk).
Pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata)
tanpa perlakuan (kontrol) yang disimpan di dalam persemaian pada pengukuran
minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 1,33 cm dan pada pengukuran minggu
terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 6,87 cm. sedangkan tanaman yang disimpan
di luar atau di tempat terbuka pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya
sebesar 1,90 cm dan pada pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata
ratanya sebesar 6,40 cm. Adapun pertumbuhan tanaman Spathodea dengan
pemberian perlakuan berupa pupuk, tanaman yang disimpan di dalam persemaian
pada pengukuran minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 2,43 cm dan pada
pengukuran minggu terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 8,17 cm.
sedangkan tanaman yang disimpan di luar atau di tempat terbuka pengukuran
minggu pertama tinggi rata ratanya sebesar 3,47 cm dan pada pengukuran minggu
terakhir (keempat) tinggi rata ratanya sebesar 7,97 cm.
Perbedaan pertumbuhan tersebut menunjukkan
bahwa cahaya matahari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
tanaman Spathodea (spathodea campanulata).
Tanaman Spathodea yang disimpan di dalam persemain memliki pertumbuhan dan
pertambahan tinggi yang lebih besar dibandingkan dengan tanaman yang disimpan di
luar atau ditempat terbuka. Hal ini menunjukkan bahwa tanaman Spathodea termasuk tanaman yang tumbuh lebih cepat apabila
disimpan di tempat yang intensitas cahaya mataharinya kurang atau ternaungi. Hal ini sejalan dengan
pernyataan silvikultur (2007) bahwa Tumbuhan yang diletakkan ditempat gelap
akan tumbuh lebih cepat dari pada yang diletakkan di tempat
yang terkena cahaya. Dalam keadaan tidak ada cahaya, hormon auksin merangsang
pemanjangan sel - sel sehingga tanaman tumbuh
lebih panjang atau tinggi. Sebaliknya, dalam keadaan banyak cahaya
hormon auksin mengalami kerusakan sehingga
pertumbuhan tanaman terhambat.
Namun
setiap jenis tanman atau pohon mempunyai toleransi yang berlainan terhadap
cahaya matahari. Ada tanaman yang tumbuh
baik ditempat terbuka sebaliknya ada beberapa tanaman yang dapat tumbuh
dengan baik di tempat teduh atau bernaungan. Ada pula tanaman yang memerlukan
intensitas cahaya yang berbeda sepanjang periode hidupnya. Pada waktu masih
mudah memerlukan cahaya dengan intensitas rendah dan menjelang sapihan mulai
memerlukan cahaya denagan intensitas tinggi.
Selain
intensitas cahaya matahari, dari hasil pengamatan pemberian perlakuan berupa
pupuk kandang sapi juga mempengaruhi pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata).
Rata rata tinggi tanaman Spathodea tanpa perlakuan (kontrol) pada pengukuran terakhir
(minggu keempat) yaitu 6,63 cm. sedangkan tanaman Spathodea dengan pemberian perlakuan pupuk kandang sapi tinggi
rata rata pada pengukuran terakhir (minggu keempat) yaitu 8,06 cm. menurut
Evanita, et al (2014) Pupuk kandang memiliki banyak keunggulan dibandingkan
dengan pupuk sintesis. Selain kandungan Nitrogen (N), fospor (P), dan Kalium
(K) yang cukup tinggi, pupuk kandang mengandung unsur hara yang cukup lengkap.
Hal inilah yang menjadikan pertumbuhan dan pertambahan tinggi tanaman Spathodea lebih cepat
daripada control atau tanpa perlakuan (tanpa dipupuk).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Cahaya matahari berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman Spathodea (spathodea campanulata).
Tanmaan Spathodea yang disimpan di dalam persemaian memiliki pertumbuhan dan pertambahan
tinggi lebih cepat dibandingkan tanaman Spathodea yang disimpan diluar atau di tempat terbuka. Selain
itu pemberian pupuk kandang sapi juga dapat mempercepat pertumbuhan tanaman Spathodea.
5.2. Saran
Saran kami untuk praktikum selanjutnya agar praktikum
dilaksanakan lebih awal misalnya satu minggu setelah ujian tengah semester agar
proses kuliah dapat singkron dengan kelender akademik Universitas Halu Oleo.
Selain itu sebaiknya mata kuliah ini dilaksanakan bukan hanya satu kali
praktikum tapi dapat dilaksanakan beberpa praktikum mengingat mata kuliah ini
memiliki materi yang penting dan cukup luas.
DAFTAR PUSTAKA
Atmaja, I.S.W. 2017. Pengaruh uji
minus one test pada pertumbuhan vegetatif tanaman mentimun. Jurnal Logika.Vol
19 (1).
Buntoro, B.H., Rogomulyo R dan
Trisnowati S. 2014. Pengaruh takaran pupuk kandang dan intensitas cahaya
terhadap pertumbuhan dan hasil temu putih (Curcuma zedoaria L.). Jurnal
Vegetalika. Vol 3 (4) : 29-39.
Cahyani,
N. K. M. D., Nurhatika, S dan Muhibuddin, A. 2014. Eksplorasi Mikoriza Vesikular Arbuskular
(Mva) Indigenous Pada Tanah Aluvial Di Kabupaten Pamekasan Madura. Universitas Brawijaya. Malang.
Gustian., Burhanuddin dan Herawatiningsih. 2015. Jurnal
Hutan Lestari (2015) Vol. 3 (3) : 411 – 422. Universitas Tanjungpura. Pontianak.
Fahmi, A., Syamsuddin., Utami S.N.H
dan Radjagukguk B. 2010. Pengaruh interaksi hara nitrogen dan fosfor terhadap
pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays L.) pada tanah regosol dan latosol.
Berita Biologi. Vol 10 (3).
Iqbar, S Riana dan Masykur. 2017.
Inventarisasi Spesies Tanaman Potensial Invasif di Kawasan Perumahan PT. Arun
NGL, Lhokseumawe, Aceh Jurnal BioLeuser, 1(1):20-30 April 2017. Unsyiah, Darussalam, Banda Aceh.
Komalasari, O dan Arief R. 2014.
Pengaruh cahaya dan lama penyimpanan terhadap mutu benih jagung. Prossiding
Seminar Nasional Serealia. Maros.
Liferdi, L. 2010. Efek pemberian
pupuk fosfor terhadap pertumbuhan dan status hara bibit manggis. Jurnal Hort.
Vol 20 (1) : 18-26.
Magfiroh, J. 2017. Pengaruh
intensitas cahaya terhadap pertumbuhan tanaman. Prossiding Seminar Nasional
Pendidikan Biologi dan Biologi. Yogyakarta.
Nusantara, A. D., Bertham,
Y. H dan Mansur, I. 2012. Bekerja Dengan Fungi Mikoriza Arbuskula. Institut Pertanian
Bogor. Bogor.
Prinando, M. 2011. Keanekaragaman
Spesies Tumbuhan Asing Invasif Di Kampus Ipb Darmaga, Bogor. Bogor.
Setiawan, B. 2014. Inventarisasi
Pohon Pelindung Dan Potensinya Sebagai Penyerap Karbon Dioksida (Co2) Serta
Penyimpan Karbon Di Jalan Raya Kota Malang. Universitas Islam Negeri Maulana
Malik Ibrahim. Malang.
Silvikultur. 2007. Sumber
Cahaya Matahari. Jakarta: Pakar Raya.
If you are going to shop around, you will find out that there are different types of Kratom to choose from. Basically, there are leaves powder as well as extracts. Buy Kratom
ReplyDelete