Langka-Langka Analisis Vegetasi dan Pengambilan Sampel |
1. Memahami analisis vegetasi dan vegetasi !
Penjelasan :
- Analisa vegetasi adalah cara mempelajari susunan (komposisi
jenis) dan bentuk (struktur) vegetasi atau masyarakat tumbuh-tumbuhan. Untuk
suatu kondisi hutan yang luas, maka kegiatan analisa vegetasi erat kaitannya
dengan sampling, artinya kita cukup menempatkan beberapa petak contoh untuk
mewakili habitat tersebut. Dalam sampling ini ada tiga hal yang perlu
diperhatikan, yaitu jumlah petak contoh, cara peletakan petak contoh dan teknik
analisa vegetasi yang digunakan.
- Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri
dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Analisis
vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan komposisi vegetasi secara
bentuk (struktur) vegetasi dari
tumbuh-tumbuhan.
2. Prinsip menentukan ukuran petak !
Penjelasan :
Prinsip penentuan ukuran petak adalah petak harus cukup besar
agar individu jenis yang ada dalam contoh dapat mewakili komunitas, tetapi
harus cukup kecil agar individu yang ada dapat dipisahkan, dihitung dan diukur
tanpa duplikasi atau pengabaian. Karena titik berat analisa vegetasi terletak
pada komposisi jenis dan jika kita tidak bisa menentukan luas petak contoh yang
kita anggap dapat mewakili komunitas tersebut, maka dapat menggunakan teknik
Kurva Spesies Area (KSA). Dengan menggunakan kurva ini, maka dapat ditetapkan :
(1) luas minimum suatu petak yang dapat mewakili habitat yang akan diukur, (2)
jumlah minimal petak ukur agar hasilnya mewakili keadaan tegakan atau panjang
jalur yang mewakili jika menggunakan metode jalur.
3. Menetukan ukuran petak !
Penjelasan :
Caranya adalah dengan mendaftarkan jenis-jenis yang terdapat
pada petak kecil, kemudian petak tersebut diperbesar dua kali dan jenis-jenis
yang ditemukan kembali didaftarkan. Pekerjaan berhenti sampai dimana penambahan
luas petak tidak menyebabkan penambahan yang berarti pada banyaknya jenis. Luas
minimun ini ditetapkan dengan dasar jika penambahan luas petak tidak
menyebabkan kenaikan jumlah jenis lebih dari 5-10% (Oosting, 1958; Cain &
Castro, 1959).
4.
Menghitung luas petak dan tentukan
analisis vegetasi !
Penjelasan :
Untuk luas petak awal tergantung surveyor, bisa menggunakan
luas 1m x1m atau 2m x 2m atau 20m x 20m, karena yang penting adalah konsistensi
luas petak berikutnya yang merupakan dua kali luas petak awal dan kemampuan
pengerjaannya dilapangan.
Cara peletakan petak contoh ada dua, yaitu cara acak (random
sampling) dan cara sistematik (systematic sampling), random samping
hanya mungkin digunakan jika vegetasi homogen, misalnya hutan tanaman atau
padang rumput (artinya, kita bebas menempatkan petak contoh dimana saja, karena
peluang menemukan jenis bebeda tiap petak contoh relatif kecil). Sedangkan
untuk penelitian dianjurkan untuk menggunakan sistematik sampling, karena lebih
mudah dalam pelaksanaannya dan data yang dihasilkan dapat bersifat
representative. Bahkan dalam keadaan tertentu, dapat digunakan purposive
sampling.
5. Komponen umum tumbuh-tumbuhan
penyusun suatu vegetasi !
Penjelasan :
1. Belukar (Shrub) : Tumbuhan yang
memiliki kayu yang cukup besar, dan memiliki tangkai yang terbagi menjadi
banyak subtangkai.
2. Epifit (Epiphyte) :
Tumbuhan yang hidup dipermukaan tumbuhan lain (biasanya pohon dan palma).
Epifit mungkin hidup sebagai parasit atau hemi-parasit.
3. Paku-pakuan (Fern) :
Tumbuhan tanpa bunga atau tangkai, biasanya memiliki rhizoma seperti akar dan
berkayu, dimana pada rhizoma tersebut keluar tangkai daun.
4. Palma (Palm) : Tumbuhan
yang tangkainya menyerupai kayu, lurus dan biasanya tinggi; tidak bercabang
sampai daun pertama. Daun lebih panjang dari 1 meter dan biasanya terbagi dalam
banyak anak daun.
5. Pemanjat (Climber) :
Tumbuhan seperti kayu atau berumput yang tidak berdiri sendiri namun merambat
atau memanjat untuk penyokongnya seperti kayu atau belukar.
6. Terna (Herb) : Tumbuhan
yang merambat ditanah, namun tidak menyerupai rumput. Daunnya tidak panjang dan
lurus, biasanya memiliki bunga yang menyolok, tingginya tidak lebih dari 2
meter dan memiliki tangkai lembut yang kadang-kadang keras.
7. Pohon (Tree) : Tumbuhan
yang memiliki kayu besar, tinggi dan memiliki satu batang atau tangkai utama
dengan ukuran diameter lebih dari 20 cm.
6. Tingkatan pohon menurut
permudaanya !
Penjelasan :
a. Semai (Seedling) :
Permudaan mulai dari kecambah sampai anakan kurang dari 1.5 m.
b. Pancang (Sapling) :
Permudaan dengan tinggi 1.5 m sampai anakan berdiameter kurang dari 10 cm.
c. Tiang (Poles) : Pohon muda
berdiameter 10 cm sampai kurang dari 20 cm.
7. Parameter vegetasi yang diukur di
lapangan secara langsung !
Penjelasan :
1. Nama jenis (lokal atau botanis)
2. Jumlah individu setiap jenis untuk menghitung
kerapatan
3. Penutupan tajuk untuk mengetahui persentase
penutupan vegetasi terhadap lahan
4. Diameter
batang untuk mengetahui luas bidang dasar dan berguna untuk menghitung volume
pohon.
5. Tinggi
pohon, baik tinggi total (TT) maupun tinggi bebas cabang (TBC), penting untuk
mengetahui stratifikasi dan bersama diameter batang dapat diketahui ditaksir
ukuran volume pohon.
Hasil pengukuran lapangan dilakukan dianalisis data untuk
mengetahui kondisi kawasan yang diukur secara kuantitatif.
8. Memahami unsur struktur vegetasi !
Penjelasan :
Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan
penutupan tajuk. Analisis data memerlukan data-data jenis, parameter dan tinggi
untuk menentukan indeks nilai penting dari penyusun komunitas hutan tersebut
dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur
dan komposisi suatu tumbuhan.
9. Memahami analisis komunitas tumbuhan !
Penjelasan :
Analisis
komonitas tumbuhan merupakan suatu cara mempelajari susunan atau komposisi
jenis dan bentuk atau struktur organisasi.
10. Sifat komunitas tumbuhan !
Jawab :
-
Kualitatif
merupakan sebuah metode yang memfokuskan pada pemahaman fenomena sosial dari
sudut pandang partisipan secara deskriptif. Dengan kata lain, metode ini lebih
menekankan pada penelitian yang bersifat memberikan gambaran secara jelas dan
sesuai dengan fakta di lapangan.
-
Kuantitatif ialah sebuah metode yang dikenal
memberikan gambaran terhadap suatu objek melalui teknik analisis tertentu.
Biasanya metode kuantitatif ini lebih banyak menggunakan teknik analisis jika
dibandingkan metode kualitatif.
11. Struktur komunitas tumbuhan !
Jawab :
Struktur komunitas tumbuhan pada berbagai tingkat
pertumbuhan sebagai respon terhadap aktivitas masyarakat, dan
kualitas fisik kimia tanah yang terbentuk di kawasan lahan kritis Imogiri.
Metode penelitian menggunakan kuadrat plot, dengan ukuran plot 1x1, 5x5,
10x10, ulangan 6 – 10 diletakkan secara stratified random sampling. Pengumpulan
data dengan mengamati kehadiran cacah spesies, dihitung kerapatan, dominansi,
frekuensi spesies, dan Nilai Penting. Analisis ordinasi dua dimensi digunakan
untuk mengelompokkan komunitas pada berbagai tingkat pertumbuhan, dengan
analisis t-test untuk uji signifikansi unsur fisik kimia tanah.
12. Memahami sampel dan teknik sampling !
Penjelasan :
Sampel
merupakan bagian populasi penelitian yang digunakan untuk memperkirakan hasil
dari suatu penelitian. Sedangkan teknik sampling adalah bagian dari metodologi
statistika yang berkaitan dengan cara-cara pengambilan sampel. Teknik sampling
adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel
yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat
dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. (Margono, 2004)
13. Cara pengambilan sampel !
Penjelasan :
Cara Pengambilan Sampel bermacam-macam tergantung jenis penelitian yang
akan dilakukan. Secara garis besar, metode pengambilan sampel terdiri dari 2
kelas besar yaitu :
· Probability Sampling
(Random Sample)
- Simple
random sampling
Pengambilan
sampel acak sederhana disebut juga Simple Random Sampling. teknik
penarikan sampel menggunakan cara ini memberikan kesempatan yang sama bagi
setiap anggota populasi untuk menjadi sampel penelitian. Cara pengambilannya
menggunakan nomor undian.
-
Systematic random sampling
Metode
pengambilan sampel acak sistematis menggunakan interval dalam memilih sampel
penelitian. Misalnya sebuah penelitian membutuhkan 10 sampel dari 100 orang,
maka jumlah kelompok intervalnya 100/10=10. Selanjutnya responden dibagi ke
dalam masing-masing kelompok lalu diambil secara acak tiap kelompok.
-
Stratified random sampling
Metode
Pengambilan sampel acak berstrata mengambil sampel berdasar tingkatan tertentu.
Misalnya penelitian mengenai motivasi kerja pada manajer tingkat atas, manajer
tingkat menengah dan manajer tingkat bawah. Proses pengacakan diambil dari
masing-masing kelompok tersebut.
-
Clusster sampling
Cluster
Sampling adalah teknik sampling secara berkelompok. Pengambilan sampel jenis
ini dilakukan berdasar kelompok / area tertentu. Tujuan metode Cluster Random Sampling antara lain untuk meneliti tentang suatu hal pada bagian-bagian
yang berbeda di dalam suatu instansi.
-
Multi stage sampling
Proses
pengambilan sampel jenis ini dilakukan secara bertingkat. Baik itu bertingkat
dua, tiga atau lebih.
· Non- Probability
Sampling (Non-Random Sample).
- Pruposive
sampling
Purposive Sampling adalah
teknik sampling yang cukup sering digunakan. Metode ini menggunakan kriteria
yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel. Kriteria pemilihan
sampel terbagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.
- Accidental
sampling
Pada metode penentuan sampel tanpa sengaja (accidental) ini,
peneliti mengambil sampel yang kebetulan ditemuinya pada saat itu. Penelitian
ini cocok untuk meneliti jenis kasus penyakit langka yang sampelnya sulit
didapatkan.
- Quota
sampling
Tehnik sampling ini mengambil jumlah sampel sebanyak jumlah yang telah ditentukan
oleh peneliti. Kelebihan metode ini yaitu praktis karena sampel penelitian
sudah diketahui sebelumnya, sedangkan kekurangannya yaitu bias penelitian cukup
tinggi jika menggunakan metode ini.
- Snowball
sampling
Snowball
Sampling adalah teknik pengambilan sampel
berdasarkan wawancara atau korespondensi. Metode ini meminta informasi dari sampel
pertama untuk mendapatkan sampel berikutnya, demikian secara terus menerus
hingga seluruh kebutuhan sampel penelitian dapat terpenuhi.
- Sampel jenuh
Teknik
Sampling Jenuh adalah teknik penentuan sampel yang menjadikan semua anggota
populasi sebagai sampel. dengan syarat populasi yang ada kurang dari 30 orang.
Kedua jenis tersebut
terdiri dari pengambilan secara acak dan pengambilan sampel tidak acak. Kedua
jenis ini juga memiliki sub – sub lain yang diantaranya adalah purposive
sampling, snowball samping, cluster sampling dll.
14. Memahami probability sampling !
Penjelasan :
Probability sampling adalah Metode pengambilan sampel secara random atau
acak. Dengan cara pengambilan sampel ini. Seluruh anggota populasi diasumsikan
memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel penelitian.
15. Memahami indeks nilai penting !
Penjelasan :
Indeks Nilai Penting
adalah jumlah nilai kerapatan relatif jenis (RDi), frekuensi relatif jenis
(RFi), dan penutupan relatif jenis (RCi). INP = RDi + RFi + Rci
16. Perbedaan antara kepadatan/ kerapatan,
frekuensi, dan indeks dominasi !
Penjelasan :
-
Kerapatan
adalah jumlah individu suatu jenis tumbuhan dalam suatu luasan tertentu,
misalnya 100 individu/ha. Frekwensi suatu jenis tumbuhan adalah jumlah petak
contoh dimana ditemukannya jenis tersebut dari sejumlah petak contoh yang
dibuat. Biasanya frekwensi dinyatakan dalam besaran persentase. Basal area
merupakan suatu luasan areal dekat permukaan tanah yang dikuasai oleh
tumbuhan. Untuk pohon, basal areal diduga dengan mengukur diameter
batang (Kusuma, 1997).
-
Frekuensi merupakan ukuran dari uniformitas atau regularitas
terdapatnya suatu jenis frekwensi memberikan gambaran bagimana pola penyebaran
suatu jenis,apakah menyebar keseluruh kawasan atau kelompok.Hal ini menunjukan
daya penyebaran dan adaptasiny terhadap lingkungan. Raunkiser dalam shukla dan
Chandel (1977) membagi fekwensi dalm lima kelas berdasarkan besarnya
persentase.
-
Indeks dominasi digunakan untuk mengetahui pemusatan dan penyebaran
jenis-jenis dominan. Jika dominasi lebih terkonsentrasi pada satu jenis, nilai
indeks dominasi akan meningkat dan sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi
secara bersama-sama maka nilai indeks dominasi akan rendah.
17. Bentuk plot analisis vegetasi !
Penjelasan :
Bentuk plot yang dibuat tergantung pada bentuk morfologis
vegetasi dan efisiensi sampling pola penyebarannya. Misalnya, untuk vegetasi
rendah, plot berbentuk lingkaran lebih menguntungkan karena pembuatan petaknya
dapat dilakukan secara mudah dengan mengaitkan seutas tali pada titik pusat
petak. Selain itu, plot berbentuk lingkaran akan memberikan kesalahan sampling
yang lebih kecil daripada bentuk petak lainnya, karena perbandingan panjang
tepi dengan luasnya lebih kecil. Tetapi dari segi pola distribusi vegetasi,
petak berbentuk lingkaran ini kurang efisien dibanding bentuk segiempat.
Sehubungan dengan efisiensi sampling banyak studi yang dilakukan menunjukkan
bahwa petak bentuk segiempat memberikan data komposisi vegetasi yang lebih
akurat dibanding petak berbentuk bujur sangkar yang berukuran sama, terutama
bila sumbu panjang dari petak tersebut sejajar dengan arah perobahan keadaan ulingkungan/habitat.
a. Ukuran 10 x 10 m untuk lapisan pohon
b. 4 x 4 m untuk lapisan vegetasi berkayu
tingkat bawah (undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan
c. 1 x 1 m untuk vegetasi bawah/lapisan herba.
Tetapi, umummya para peneliti di bidang ekologi hutan membedakan potion
ke dalam beberapa tingkat pertumbuhan, yaitu:
a. semai (permudaan tingkat kecambah sampai
setinggi < 1,5 m),
b. pancang (permudaan dengan > 1,5 m sampai
pohon muda yang berdiameter < 10 cm),
c. tiang (pohon muda berdiameter 10 s/d 20 cm), dan
d. pohon dewasa (diameter > 20 cm).
Untuk
memudahkan pelaksanaannya ukuran kuadrat disesuaikan dengan tingkat
perttunbuhan tersebut, yaitu umumnya 20 x 20 m (pohon dewasa), 10 x 10 m
(tiang), 5 x 5 m (pancang), dan 1x1 m atau 2 x 2 m (semai dan tumbuhan bawah).
18. Memahami metode petak, petak
tunggal, dan petak ganda !
Penjelasan:
a. Petak Tunggal
Dalam metode ini dibuat satu petak sampling dengan ukuran tertentu yang
mewakili suatu tegakan hutan. Ukuran petak ini dapat ditentukan dengan kurva
spesies-area.
b. Petak Ganda
Di
dalam metode ini pengambilan contoh vegetasi dilakukan dengan menggunakan
banyak plot yang letaknya tersebar merata. Peletakan plot sebaiknya secara
sistematis.
c. Metode Jalur
Metode ini paling efektif untuk mempelajari perubahan keadaan vegetasi
menurut kondisi tanah, topografi dan elevasi. Jalur - jalur contoh ini harus
dibuat memotong garis-garis topografi, misal tegak lurus garis pantai, memotong
sungai, dan menaik atau menurun lereng gunung. Perhitungan besamya nilai kuantitatif parameter vegetasi sama dengan
metode petak tunggal.
d. Metode
Garis Berpetak
Metode
ini dapat dianggap sebagai modifikasi metode petak ganda atau metode jalur,
yakni dengan cara melompati satu atau lebih petak-petak dalam jalur sehingga
sepanjang garis rintis terdapat petak-petak pada jarak tertentu yang sama.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan