Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan - KUMPULAN MATERI DAN TUGAS PERKULIAHAN KEHUTANAN

Latest

Belajar Berkarya Untuk Sesama Sebagai Jalan Memberi Manfaat Bagi Orang Banyak. Blog ini semoga berisi artikel-artikel yang berfaedah buat anda.

Thursday, October 8, 2015

Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungan

INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNYA 

Interaksi Makhluk Hidup dengan Lingkungannya


KATA PENGANTAR
            Puji syukur penulis limpahkan kehadirat Allah SWT, karena atas pertolongannya_Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Interaksi Makhluk Hidup Dan Lingkungannya” ini tepat pada waktu yang telah direncanakan. Tak lupa sholawat serta salam Penulis haturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat, semoga selalu dapat menuntun penulis pada ruang dan waktu yang lain.
            Dalam penyelesaian makalah ini tidak jarang penlis menemukan kesulitan-kesulitan. Akan tetapi, berkat motivasi dan dukungan dari berbagai pihak, kesulitan-kesulitan itu akhirnya dapat diatasi. Maka dari itu, melalui kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih sebanyak-banyaknya kepada berbagai pihak yang telah membantu penulis.
            Penulis menyadari selesainya makalah ini, masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap agar malakah ini bermanfaat.

                                                                                                Kendari, 7 September 2015

                                                                                                  Penulis



BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Tidak hanya satu organisme saja yang ada di muka bumi ini melainkan ada berbagai jenis komponen yaitu komponen biotik dan komponen abiotik. Setiap komponen membutuhkan komponen lainnya untuk bertahan hidup. Antar organisme, populasi, komunitas, dan ekosistem saling berinteraksi satu sama lain. Keanekaragaman makhluk hidup di permukaan bumi ini akan menimbulkan hubungan kekerabatan antara organisme tersebut. Mahluk hidup yang hidup di bumi selalu mengadakan interaksi (saling mempengaruhi) dengan mahluk hidup lainnya, selain terjalinnya hubungan kekerabatan antar organisme maka adapula interaksi untuk tujuan pemenuhan kebutuhan hidup setiap jenis. Adanya interaksi antar organisme ini dapat menyebabkan tidak adanya komponen dalam suatu ekosistem yang dapat mandiri memenuhi kebutuhan hidupnya baik antara komponen biotik dengan sesamanya maupun antara komponen biotik dengan komponen abiotik.
Menurut undang-undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2009 tentang ketentuan umum perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada pasal 1 no 13 menyatakan bahwa baku mutu lingkungan hidup adalah ukuran batas atau kadar makhluk hidup, zat, energi, atau komponen yang ada atau harus ada dan/atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaannya dalam suatu sumber daya tertentu sebagai unsur lingkungan hidup. Berdasarkan undang-undang tersebut lingkungan hidup menjadi suatu tatanan yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan pola kehidupan antar makhluk hidup, baik manusia, tumbuhan, hewan dan organisme yang menjadi kebutuhan potensial manusia.
Dengan alasan untuk memahani lebih dalam mengenai interaksi makhluk hidup dan lingkungannya. Maka dalam makalah ini akan dibahas berbagai macam interaksi mulai dari interaksi antar organisme yang terkecil hingga membentuk suatu kesatuan ekosistem. Adapun judul makalah ini yaitu “Interaksi Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya”.

 B.     Tujuan penulisan
Tujuan penulisan dari makalah ini adalah :
1.      Menjelaskan konsep lingkungan makhluk hidup
2.      Menjelaskan komponen penyusun ekosistem
3.      Menjelaskan tipe-tipe interaksi dalam ekosistem
4.      Menjelaskan rantai makanan dalam ekosistem
5.      Menjelaskan jaring jaring makanan dalam ekosistem
6.      Menjelaskan piramida ekologi
7.      Menjelaskan aliran energi
8.      Menjelaskan siklus materi kehidupan
9.      Menyelaskan pengaruh manusia dalam ekosistem

C.     Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan dari makalah ini adalah :
1.      Memenuhi tugas dari dosen mata kuliah biologi.
2.      Menambah pengetahuan mengenai materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungan.


BAB II PEMBAHASAN
A.    Konsep Lingkungan
Lingkungan dan mahluk hidup tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain, keduanya saling mempengaruhi. Setiap kelomok mahluk hidup menetap ditempat tertentu. Lingkungan mahluk hidup tersusn dari komponen biotik dan komponen abiotik.
1.    Komponen Biotik
Komponen biotik meliputi semua makhluk hidup di bumi, baik tumbuhan maupun hewan. Dalam hal ini, tumbuhan berperan sebagai produsen, hewan berperan sebagai konsumen, dan mikroorganisme berperan sebagai dekomposer. Selain itu komponen biotik juga meliputi tingkatan­-tingkatan organisme yang meliputi individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Tingkatan-tingkatan organisme makhluk hidup tersebut dalam ekosistem akan saling berinteraksi, saling mempengaruhi membentuk suatu sistem yang menunjukkan kesatuan. Secara lebih terperinci, tingkatan organisasi makhluk hidup adalah sebagai berikut.
a.    Individu
Individu merupakan satuan fungsional terkecil penyusun ekosistem (makhluk hidup tunggal) yang dapat hidup secara fisiologis. Misalnya seekor kucing sedang tiduran, seorang anak sedang berlarian atau sebatang pohon rambutan tumbuh di pekarangan. Satu makhluk hidup itu disebut sebagai individu. Oleh sebab itu berprinsip bahwa individu selalu bersifat tunggal.
b.    Populasi
Populasi merupakan kumpulan individu sejenis pada suatu daerah dalam jangka waktu  tertentu. Misalnya populasi yang ada di sawah antara lain sekelompok tanaman padi, sekelompok belalang, sekelompok siput, sekelompok semanggi dan sekelempok tikus. Populasi berhubungan dengan individu, waktu dan tempat. Suatu populasi dapat bertambah karena terjadinya kelahiran (natalitas) atau adanya pendatang masuk (imigrasi) dan dapat berkurang karena terjadinya kematian (mortalitas) atau adanya perpindahan keluar (emigrasi). Selain itu penurunan jumlah populasi akan terjadi secara mencolok bila terjadi gangguan yang drastis terhadap lingkungannya, seperti karena wabah hama dan penyakit atau bencana alam. Dengan adanya pertambahan dan penurunan suatu populasi maka populasi itu sifatnya dinamis. Populasi juga memiliki sifat penyebaran umur, sifat adaptasi, sifat ketahanan dan sifat kepadatan. Kepadatan populasi menunjukkan penyebaran anggota populasi yang menghuni suatu tempat. Kepadatan populasi juga berkaitan erat dengan jumlah anggota atau individu pembentuk populasi dibandingkan dengan luas daerah yang ditempatinya.
Dalam suatu populasi hewan yang berbiak seksual, individu jantan dan betinanya bersifat interfertil, yaitu mampu kawin satu dengan yang lainnya dengan manghasilkan turunan yang interfertil pula.
c.       Komunitas
Komunitas adalah kumpulan populasi yang berada di suatu daerah yang sama dan saling berinteraksi. Contoh komunitas, misalnya sawah disusun oleh bermacam-macam organisme, misalnya padi, belalang, burung, ular, dan gulma. Komunitas sungai terdiri dari ikan, ganggang, zooplankton, fitoplankton, dan dekomposer. Antara komunitas sungai dan sawah terjadi interaksi dalam bentuk peredaran nutrien dari air sungai ke sawah dan peredaran organisme hidup dari kedua komunitas tersebut. Interaksi antarkomunitas cukup kompleks karena tidak hanya melibatkan organisme, tapi juga aliran energi dan makanan. Pada komunitas terjadi pula interaksi antara berbagai populasi dan dalam interaksi itu terjadi perpindahan materi dan energi. Misalnya di suatu kolam populasi ikan berinteraksi dengan populasi plankton (yaitu ikan memakan plankton), maka terjadi perpindahan bahan makanan (materi) dari plankton ke tubuh ikan.
d.      Ekosistem
Antara komunitas dan lingkungannya selalu terjadi interaksi, interaksi inilah yang disebut ekosistem. Komponen penyusun ekosistem adalah produsen (tumbuhan hijau), konsumen (herbivor, karnivor, dan omnivor), dan dekomposer atau pengurai (mikroorganisme). Konsep mengenai ekosistem akan dibahas secara khusus dibagian ekosistem pada makalah ini.
e.       Bioma
Bioma adalah ekosistem-ekosistem yang terbentuk karena perbedaan letak geografis dan astronomis. Berdasarkan curah hujan dan intensitas cahaya matahari bioma terbagi menjadi beberapa jenis, yaitu: tundra, taiga, gurun, padang rumput, hutan gugur dan hutan hujan tropis.
f.       Biosfer
Seluruh ekosistem di dunia disebut biosfer. Dalam biosfer, setiap makhluk hidup menempati lingkungan yang cocok untuk hidupnya. Lingkungan atau tempat yang cocok untuk kehidupannya disebut habitat.
Dua spesies makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, tetapi tetap memiliki relung ( niche / nisia) yang berbeda. Nisia adalah status fungsional suatu organisme dalam ekosistem. Dalam nisianya organisme tersebut dapat berperan aktif, sedangkan organisme lain yang sama habitatnya tidak dapat berperan aktif. Sebagai contoh gambaran antara habitat dan nisia sebagai berikut :
Tiap jenis makhluk hidup mempunyai tempat hidup yang tertentu, dengan keadaan-keadaan tertentu. Misalnya kecebong, hidup di air yang tergenang, tidak terlalu keruh dan terdapat tumbuh-tumbuhan air. Sehingga kalau kita ingin mencari kecebong kita harus mencarinya pada tempat seperti itu. Tempat hidup dengan keadaan-keadaan tertentu itulah yang disebut habitat. Kalau boleh kita katakan habitat adalah “alamat” dari suatu makhluk hidup.
Sedangkan nisia pengertiannya lebih luas lagi, selain habitatnya menyangkut juga hal tingkah lakunya, kebiasaan makannya dan menduduki tingkat trofik yang mana dalam ekosistemnya. Jadi nisia dari kecobong adalah: air yang agak jernih, tergenang, dengan tumbuhan air, dapat berenang, meskipun lebih senang tinggal di dasar genangan atau menempel pada benda-benda seperti batu atau yang lainnya, dan menempati tingkatan trofik sebagai konsumen primer. Kalau boleh kita katakan nisia adalah status fungsionil atau jabatan dari suatu makhluk hidup dalam ekosistem.
Dalam suatu ekosistem biasanya tiap jenis makhluk hidup mempunyai nisia tersendiri. Dua jenis makhluk hidup mungkin mempunyai habitat yang sama, tapi nisia yang berbeda. Misalnya siput air dan kecebong menempati habitat yang sama, ialah genangan air jernih dengan tumbuhan air. Sedangkan nisianya berbeda sebab meskipun dua-duanya sebagai konsumen primer, tetapi siput tidak berenang.
Bila dalam suatu ekosistem terdapat dua jenis makhluk hidup yang menempati nisia yang sama, akan terjadilah persaingan - persaingan yang hebat, biasanya salah satu jenis akan kalah. Yang kalah akan hilang dari ekosistem. Jadi secara umum dapat dikatakan dua spesies tidak mungkin menempati nisia yang sama dalam waktu yang lama dalam suatu ekosistem.
2.    Komponen abiotik
Komponen abiotik adalah komponen yang tak hidup yang meliputi faktor fisik dan kimia. Faktor fisik utama komponen abiotik yang mempengaruhi ekosistem adalah suhu, sinar matahari, air,tanah, ketinggian, angin dan garis lintang. Faktor - faktor fisik tersebut akan dibahas lebih rinci pada bagian ekosistem.

B.     Ekosistem
Ekosistem adalah kesatuan dari komunitas atau satuan fungsional dari makhluk hidup dengan lingkungannya dimana terjadi antar hubungan. Dalam ekosistem itulah makhluk hidup saling berinteraksi baik di antara makhluk hidup itu satu sama lain maupun dengan lingkungannya. Pengaruh lingkungan terhadap makhluk hidup disebut sebagai aksi, sebaliknya makhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi. Pengaruh makhluk hidup yang satu terhadap yang lainnya disebut sebagai koakasi.
Contoh dari ekosistem misalnya hutan, kolam, danau, padang rumput, akuarium yang baik dan sebagainya. Dalam mempelajari ekosistem ini kita harus melihatnya sebagai suatu kesatuan, suatu sistem yang meliputi faktor-faktor lingkungan dan makhluk-makhluk yang hidup di dalamnya. Jadi suatu ekosistem secara fungsional mempunyai dua komponen. Yang pertama adalah komponen biotik, yaitu seluruh makhluk hidup yang hidup di bumi. Yang kedua adalah komponen abiotik yaitu bagian-bagian yang tak hidup.
1.      Komponen biotik
Menurut fungsinya maka komponen biotik yang merupakan semua makhluk hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem dapat dibedakan dalam tiga kelompok utama :
a.       Produsen
Produsen adalah makhluk hidup yang dapat menghasilkan makanan sendiri. Yang  termasuk  dalam kelompok  ini adalah  tumbuhan hijau atau  tumbuhan yang mempunyai klorofil serta organisme autotrof. Organisme autotrof yaitu organisme yang mampu menyediakan makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Di dalam ekosistem perairan, komponen biotik yang berfungsi sebagai produsen adalah berbagai jenis alga dan fitoplankton.
b.  Konsumen
Konsumen adalah makhluk hidup yang memperoleh energi dari bahan makanan yang dibuat oleh produsen. Yang  termasuk  dalam kelompok  ini adalah manusia dan hewan. Karena tidak dapat membuat makanan sendiri dan selalu bergantung pada makhluk hidup lain, maka konsumen bersifat  heterotrof. Berdasarkan jenis makanannya, konsumen dapat dibagi menjadi tiga jenis :
1.      Hewan herbivora, adalah hewan pemakan tumbuhan. Contohnya: kambing, kelinci, sapi dan sebagainya.
2.      Hewan predator, adalah hewan pemakan hewan lain. Hewan predator terbagi atas:
a)      Karnivor yaitu binatang buas pemakan hewan berdaging. Contohnya: harimau, singa dan sebagainya.
b)      Insectivor yaitu binatang pemakan serangga. Contohnya: cecak, katak dan sebagainya.
3.      Hewan omnivor adalah binatang pemakan segala (tumbuhan dan daging). Contohnya: ayam, tikus dan sebagainya.
c.    Dekomposer
Dekomposer atau Pengurai adalah komponen biotik yang berperan menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil pembuangan sisa pencernaan. Makhluk hidup yang berperan sebagai pengurai adalah bakteri dan jamur saprofit. Dengan adanya organisme pengurai, zat mineral atau unsur hara hasil penguraian yang sangat dibutuhkan oleh tumbuhan dapat meresap ke dalam tanah.
2.      Komponen abiotik
Komponen abiotik yang umumnya merupakan faktor lingkungan yang mempengaruhi makhluk hidup di antaranya :
a.       Suhu
Suhu berpengaruh terhadap ekosistem karena suhu merupakan syarat yang diperlukan organisme untuk hidup. Ada jenis - jenis organisme yang hanya dapat hidup pada kisaran suhu tertentu.
b.      Sinar matahari
Sinar matahari mempengaruhi ekosistem secara global karena matahari menentukan suhu. Sinar matahari juga merupakan unsur vital yang dibutuhkan oleh tumbuhan sebagai produsen untuk berfotosintesis.
c.       Air
Air berpengaruh terhadap ekosistem karena air dibutuhkan untuk kelangsungan hidup organisme. Bagi tumbuhan, air diperlukan dalam pertumbuhan, perkecambahan, dan penyebaran biji. Bagi hewan dan manusia, air diperlukan sebagai air minum dan sarana hidup lain. Misalnya transportasi bagi manusia, dan tempat hidup bagi ikan. Bagi unsur abiotik lain, misalnya tanah dan batuan, air diperlukan sebagai pelarut dan pelapuk.
d.      Tanah
Tanah merupakan tempat hidup bagi organisme. Jenis tanah yang berbeda menyebabkan organisme yang hidup di dalamnya juga berbeda. Tanah juga menyediakan unsur-unsur penting bagi pertumbuhan organisme, terutama tumbuhan.
e.       Ketinggian
Ketinggian tempat menentukan jenis organisme yang hidup di tempat tersebut, karena ketinggian yang berbeda akan menghasilkan kondisi fisik dan kimia yang berbeda.
f.       Angin
Angin selain berperan dalam menentukan kelembapan juga berperan dalam penyebaran biji tumbuhan tertentu.
g.      Garis lintang
Garis lintang yang berbeda menunjukkan kondisi lingkungan yang berbeda pula. Garis lintang secara tak langsung menyebabkan perbedaan distribusi organisme di permukaan bumi. Ada organisme yang mampu hidup pada garis lintang tertentu saja.

C.     Tipe-Tipe Interaksi
1.      Kompetisi
Ketika populasi dua atau lebih spesies dalam suatu komunitas mengandalkan sumber daya terbatas yang sama, mereka bisa rentan taerhadap kompetisi (persaingan). Persaingan atau kompetisi dapat terjadi dalam berbagai cara. Perkelahian langsung atas sumberdaya disebut kompetisi interferensi,  sementara penggunaan semberdaya yang sama disebut kompetesi eksploitatif. Pengaruh kompetisi antar spesies yang bergantung pada kepadatan serupa dengan pengaruh kompetisi intraspesies. Ketika kepadatan populasi meningkat, setiap individu memiliki akses ke bagian yang lebih sedikit dari sumberdaya pembatas; sebagai akibatnya, angka mortalitas (kematian) meingkat, dan angka kelahiran akan menurun, serta pertumbuhan populasi juga akan menurun. Akan tetapi dalam kompitisi antarspesies, pertumbuhan populasi suatu spesies mungkin dibatasi oleh kepadatan spesies yang berkompetisi tersebut maupun oleh kepadatan populasinya sendiri. Sebagai contoh, jika beberapa spesies burung dalam sebuah hutan memakan suatu populasi serangga yangn terbatas, kepadatan masing-masing spesies itu bisa mempunyai dampak negatif pada pertumbuhan populasi yang lain. Dengan cara yang sama, spesies bisa bersaing untuk mendapatkan tempat bersarang, berteduh, ataupun setiap sumberdaya lain yang ketersediaannya membatas.
2.       Predasi
Interaksi populasi yang paling jelas terlihat adalah yang melibatkan pemangsa (predasi) dimana seekor pemangsa (predator) memakan mengsa (prey)-nya. Sebagian bear pemangsa memiliki indra yang sangat tajam yang membuat mereka dapat menemukan dan mengidentifikasi mangsa yang potensial. Selain itu, banyak penmangsa memiliki adaptasi seperti kuku, geligi, gigi taring, sengat, atau racun yang membantu menangkap dan memotong-motong makanan menjadi lebih kecil, atau hanya sekedar mengunyah organisme yang mereka makan. Salah satu contoh serangga herbivora menemukan dengan tepat lokasi tumbuhan yang merupakan makanannya dengan menggunakan sensor kimiawi pada kakinya, dan bagian mulutnya telah teradaptasi untuk memotong-motong tumbuhan yang keras. Pemangsa yang mengejar mangsanya umumnya cepat dan gesit, sementara pemangsa yang diam dalam keadaan yang siap menerkam mangsanya seringkali menyamarkan dirik dalam lingkungannya.
3.        Simbiosis
Jika kita mengamati komponen biotik yang ada di dalam suatu ekosistem seringkali kita temukan adanya peristiwa yang menujukkan adanya bentu-bentuk interaksi yang khas antara dua atau lebih organisme. Interaksi tersebut dapat berupa interaksi kompetisi, interksi predasi maupun secara simbiosis.
Simbiosis merupakan tipe interaksi dengan cara hidup bersama dari dua jenis makhluk hidup yang berbeda dalam hubungan yang erat. Masing-masing makhluk yang bersimbiosis disebut “simbion”. Berdasarkan sifatnya maka interaksi ini dibagi menjadi 3  bagian yaitu :
a.       Simbiosis mutualisme, merupakan interaksi dua jenis organisme yang hidup secara bersama-sama dimana saling menguntungkan. Salah satu contohnya kehidupan kupu-kupu yang tak bisa lepas dari keberadaan tumbuhan berbunga. Kupu-kupu hanya dapat makanan dari madu dari bunga dan sebaliknya bunga melakukan penyerbukannya dibantu oleh kupu-kupu.
b.      Simbiosis komensalisme, terjadi pada dua jenis hewan, misalnya antara ikan hiu dan ikan remora. Ikan remora yang bertubuh kecil mempunyai alat pengisap yang digunakan untuk menempel pada ikan hiu. Tujuannya adalah untuk mendapatkan makanan dari sisa makanan ikan hiu dan terlindung dari bahaya. Sementara itu ikan hiu tidak diuntungkan, tetapi juga tidak dirugikan. Hubungan semacam ini disebut simbiosis komensalisme yaitu cara hidup bersama antara dua jenis organisme yang berbeda, yang satu diuntungkan sedangkan yang lain tidak dirugikan dan tidak diuntungkan.
c.       Simbiosis parasitisme, merupakan cara hidup dua organisme yang berlainan dan membentuk suatu hubungan yang erat, tetapi hubungan tersebut mengakibatkan keuntungan di salah satu pihak, sedangkan pihak lain dirugikan. Organisme yang memperoleh keuntungan dari pola hidup parasitisme ini dikenal dengan organisme parasit. Contoh dari simbiosis ini misalnya hubungan benalau dengan inangnya.

D.    Rantai makanan
Interaksi antara produsen, konsumen dan pengurai membentuk suatu ururtan peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa inilah yang dinamakan rantai makanan. Rantai makanan sekaligus menunjukkan suatu peristiwa perpindahan energi yang berawal dari produsen ke konsumen dan pengurai, sehingga terjadi perpindahan energi secara berurut dalam suatu ekosistem.
Semua rantai makanan dimulai dari organisme autotrof, yaitu oganisme yang melakukan proses forosintesis seperti tumbuhan hijau. Organisme ini disebut sebagai produsen karena hanya mereka yang dapat membuat makanan dari bahan mentah anorgani. Setiap tiangkatan konsumen dalam suatu rantai makanan disebut tingkatan trofik.
Untuk mendapatkan gambaran yang lebih tentang rantai makanan, perhatikan contoh bagan rantai makanan di bawah ini:
Gambar 2.1. rantai makanan
Dalam contoh di atas rumput sebagai produsen, belalang sebagai konsumen tingkat pertama atau konsumen primer, katak sebagai konsumen tingkat kedua atau konsumen sekunder, ular sebagai konsumen tingkat ketiga atau konsumen tersier dan seterusnya. Sebagai pengurai adalah bakteri, jamur dan lain-lain yang memakan sisa-sisa atau bangkai dari tumbuh-tumbuhan atau hewan-hewan tadi.
Kalau kita perhatikan akan jelas bahwa konsumen hampir selamanya merupakan tumbuhan berhijau daun, dengan bantuan sinar matahari membentuk makanan. Konsumen tingkat pertama adalah hewan-hewan pemakan tumbuhan (herbivor), sedangkan konsumen tingkat kedua, ketiga dan seterusnya merupakan hewan-hewan karnivor.

E.     Jaring-Jaring Makanan
Pada dasarnya, produsen tidak hanya dimakan oleh satu jenis konsumen dan sebaliknya konsumen tidak hanya tergantung dari satu macam produsen. Hal ini menyebabkan dalam ekosistem terdapat banyak rantai makanan yang saling berhubungan dan membentuk suatu jaring-jaring makanan. Kebanyakan hewan mengkonsumsi makanan yang beragam dan pada gilirangnya, menyediakan makanna untuk berbagai makhluk lain yang memangsanya.
     Pada jaring-jaring makanan terjadi perpindahan zat makanan dari makhluk hidup ke makhluk hidup yang lebih kompleks, dimana dalam upayah mendapatkan makanan memungkinkan terjadinya suatu bentuk kompetisi, yaitu persaingan beberapa jenis hewan untuk memperebutkan satu jenis makanan yang sama.
Untuk lebih memahami tentang jaring-jaring makanan perhatikan bagan di bawah ini.
Gambar 2.2. Jaring-Jaring Makanan
Panah-panah pada bagan di atas menunjukkan proses saling makan, semua berpangkal pada satu, yaitu tumbuh-tumbuhan yang berhijau daun. Dengan melihat pada panah-panah itu yang jalin menjalin, dikatakanlah bagan di atas sebagai jaring-jaring makanan. Memang tiap-tiap ekosistem, di alam ini terdapatlah jaring-jaring makanan.

F.      Piramida Ekologi
Dalam suatu ekosistem, populasi suatu makhluk hidup menduduki tingkatan tertentu yang disebut tingkatan trofik. Tingkatan trofik yang di tempati suatu populasi tergantung dari sumber makanan yang diperoleh. Tingkatan tropik pertama di tempati oleh tumbuhan hijau, tingkatan trofik kedua ditempati oleh konsumen primer dan seterusnya.
Struktur trofik pada ekosistem dapat disajikan dalam bentuk piramida ekologi. Ada 3 jenis piramida ekologi, yaitu piramida jumlah, piramida biomassa, dan piramida energi.
1.    Piramida jumlah
Organisme dengan tingkat trofik masing-masing dapat disajikan dalam piramida jumlah. Organisme di tingkat trofik pertama biasanya paling melimpah, sedangkan organisme di tingkat trofik kedua, ketiga, dan selanjutnya makin berkurang. Dapat dikatakan bahwa pada kebanyakan komunitas normal, jumlah tumbuhan selalu lebih banyak daripada organisme herbivor. Demikian pula jumlah herbivora selalu lebih banyak daripada jumlah karnivora tingkat pertama dan seterusnya.
2.    Piramida biomassa
Seringkali piramida jumlah yang sederhana kurang membantu dalam memperagakan aliran energi dalam ekologi. Penggambaran yang lebih realistik didapat dengan piramida biomassa. Biomassa adalah ukuran berat materi hidup di waktu tertentu. Untuk mengukur biomassa di tiap tingkat trofik maka rata-rata berat organisme di tiap tingkat harus diukur kemudian barulah jumlah organisme di tiap tingkat diperkirakan.
Piramida biomassa berfungsi menggambarkan perpaduan massa seluruh organisme di habitat tertentu, dan diukur dalam gram. Untuk menghindari kerusakan habitat maka biasanya hanya diambil sedikit sampel dan diukur, kemudian total seluruh biomassa dihitung. Dengan pengukuran seperti ini akan di dapat informasi yang lebih akurat tentang apa yang terjadi pada ekosistem.
3.    Piramida energi
Seringkali piramida biomassa tidak selalu memberi informasi yang kita butuhkan tentang ekosistem tertentu. Lain dengan piramida energi yang dibuat berdasarkan observasi yang dilakukan dalam waktu yang lama. Piramida energi mampu memberikan gambaran paling akurat tentang aliran energi dalam ekosistem.
Pada piramida energi terjadi penurunan sejumlah energi berturut-turut yang tersedia di tingkat trofik. Berkurangnya energi yang terjadi di setiap trofik terjadi karena hal-hal berikut.
a.       Hanya sejumlah makanan tertentu yang ditangkap dan dimakan oleh tingkat trofik selanjutnya.
b.      Beberapa makanan yang dimakan tidak bisa dicernakan dan dikeluarkan sebagai sampah.
c.       Hanya sebagian makanan yang dicerna menjadi bagian dari tubuh organisme, sedangkan sisanya digunakan sebagai sumber energi.

G.    Aliran Energi
Energi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk melakukan kerja. Energi diperoleh organisme dari makanan yang dikonsumsinya dan dipergunakan untuk aktivitas hidupnya.
Cahaya matahari merupakan sumber energi utama kehidupan. Kita telah mengenal bahwa energi yang masuk ke dalam jaring-jaring kehidupan berasal dari produsen. Pada umumnya produsen adalah organisme yang berfotosintesis. Organisme lainnya merupakan aneka ragam konsumen. Rumput sewaktu tumbuh menimbun energi dalam tubuhnya kemudian rumput tersebut dimakan sapi dan sapi kita makan. Jadi energi telah dipindahkan dari rumput ke sapi dan dari sapi ke manusia. Tetapi tidak seluruh energi yang semula ditangkap oleh rumput dipindahkan ke dalam tubuh kita, melainkan hanya sebagian saja. Rumput itu sendiri, karena tumbuh dan mempunyai kegiatan-kegiatan lain, menggunakan sebagian energi yang ditangkapnya dari matahari sebelum energi itu sampai ke sapi. Demikian pula sapi sendiri mengadakan kegiatan yang menggunakan energi, umpamanya untuk berjalan, mengusir lalat dengan ekornya dan lain-lain. Jadi jelaslah bahwa kita hanya mendapat sebagian kecil dari cahaya matahari yang telah ditangkap oleh rumput.
Energi dapat berada dalam berbagai bentuk, seperti energi mekanik, energi listrik, energi cahaya, energi kimia, energi panas, energi kinetik dan energi inti. Tetapi bentuk energi yang erat hubungannya dengan kehidupan organisme adalah energi mekanik, energi kimia, energi radiasi dan energi panas.
 Energi mekanik memiliki dua bentuk yaitu energi kinetik dan energi potensial. Energi kinetik dapat dijelaskan sebagai energi yang berguna bila tubuh yang memilikinya melakukan gerakan dan diukur oleh jumlah kerja yang dilakukan sampai tubuh istirahat. Energi potensial merupakan energi cadangan dan berguna bila diubah ke dalam bentuk energi kinetik untuk melakukan kerja. Perubahan bentuk energi potensial ke bentuk energi kinetik melibatkan kerja atau gerakan.
Semua organisme untuk dapat hidup harus melakukan kerja, oleh karena itu memerlukan sumber energi yang dapat digunakan. Sumber energi untuk organisme ialah energi kimia yang terdapat di dalam makanannya.
Atom-atom yang terdapat dalam makananya dapat disusun kembali ke dalam gugusan yang berbeda dengan pergerakan atom-atom itu, maka energi kimia dalam bahan makanan dilepaskan. Oksidasi bahan makanan di dalam proses pernafasan (respirasi) dapat menghasilkan energi yang dapat digunakan untuk melakukan kerja. Perubahan bentuk energi di atas adalah perubahan dari bentuk energi kimia ke bentuk energi mekanik.
Sampai sekarang kita telah menunjukkan bahwa energi diteruskan dari satu organisme ke organisme lain. Akan tetepi, sedikit demi sedikit energi tersebut hilang dari sistem kehidupan. Akhirnya semua energi yang ditangkap oleh produsen akan kembali ke alam tak hidup. Tetapi energi ini tidak lagi dalam bentuk cahaya seperti waktu diterimanya. Suatu perkecualian adalah cahaya pada kunang-kunang. Pada umumya energi meninggalkan sistem kehidupan dalam bentuk panas. Karena panas ini tidak dapat digunakan dalam fotosintesis, maka energi mengalir ke luar melalui jaring-jaring kehidupan dalam satu jurusan.
Gambar 2.3. Aliran Energi

H.    Siklus Materi
Meskipun ekosistem menerima masukan energi matahari yang pada prinsipnya tidak akan habis, namun unsur kimia hanya tersedia dalam jumlah terbatas. Karena unsur kimia tersebur terbagi ke atmosfir, air dan tanah melalui penguraian oleh bakteri dan fungi. Penguraian ini melengkapi penguraian nutrien anorganik yang digunakan oleh tumbuhan dan organisme autotrof lainnya untk membentuk suatu bahan organik baru. Karena perputaran nutrien melibatkan komponen biotik dan abiotik suatu ekosistem. Kadaan ekosistem akan tetap terjaga keseimbangannya apabila tigdak ada campur tangan manusia. Manusia mampu mengubah keadaaan lingkungan hidup menjadi tidak stabil. Akan tetapi manusia juga dapat menjaga kelestarian dan keseimbangan alam. Keseimbangan alam merupakan hubungan tetap antara produsen, konsumen, pengurai dan lingkungan abiotiknya. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat empat unssur pokok yang diperoleh dari lingkugan dan kemudian di kembalikan ke lingkunhgan lagi membentuk suatu siklus materi yaitu :
1.      Siklus Nitrogen (N2)
Gas nitrogen banyak terdapat di atmosfer, yaitu 80% dari udara. Nitrogen bebas dapat ditambat atau difiksasi terutama oleh tumbuhan yang berbintil akar (misalnya jenis polong-polongan) dan beberapa jenis ganggang. Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan kilat atau petir.
Tumbuhan memperoleh nitrogen dari dalam tanah berupa ammonia (NH3), ion nitrit (NO2 -), dan ion nitrat (NO3 -). Beberapa bakteri yang dapat menambat nitrogen terdapat pada akar polong - polongan dan akar tumbuhan lain, misalnya Marsiella crenata. Selain itu, terdapat bakteri dalam tanah yang dapat mengikat nitrogen secara langsung, yakni Azotobacter sp. Yang bersifat aerob dan Clostridium sp. yang bersifat anaerob. Nostoc sp. dan Anabaena sp. (ganggang biru) juga mampu menambat nitrogen.
Gambar 2.4. Siklus Nitrogen di Alam
Nitrogen yang diikat biasanya dalam bentuk amonia. Amonia diperoleh dari hasil penguaraian jaringan yang mati oleh bakteri. Amonia ini akan dinitrifikasi oleh bakteri nitrit, yaitu Nitrosomonas dan Nitrosococcus sehingga menghasilkan nitrat yang akan diserap oleh akar tumbuhan. Selanjutnya oleh bakteri denitrifikan, nitrat diubah menjadi amonia kembali, dan amonia diubah menjadi nitrogen yang dilepaskan ke udara. Dengan cara ini siklus nitrogen akan berulang dalam ekosistem.
2.      Siklus Karbon dan Oksigen
Di atmosfer terdapat kandungan CO2 sebanyak 0,03%. Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi vulkanik, pembakaran batu-bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen yang nantinya akan digunakan oleh manusia dan hewan untuk berespirasi.
Gambar 2.5. Siklus Karbon
Hewan dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batubara di dalam tanah. Batubara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga menambah kadar CO2 di udara. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang dengan jumlah CO2 di air.
3.      Siklus Air (H2O)
Kehidupan seperti yang kita ketahui sekarang ini tidak akan ada tanpa air (H2O). Biasanya air jatuh ke bumi meninggalkan atmosfer sebagai hujan atau salju. Jatuhnya dapat langsung ke laut atau di atas daratan. 
Gambar 2.6. Siklus Air
Di darat air mengalir melalui parit - parit, danau - danau, saluran - saluran di bawah tanah terus ke sungai - sungai dan akhirnya kembali ke laut. Selama perjalanan ini sebagian air menguap dan kembali ke atmosfer. Organisme darat memperoleh air dari berbagai tempat dalam siklus ini. Umumnya hewan darat memperoleh air dengan jalan minum, dan tumbuhan darat dengan jalan mengisap dari tanah. Semua organisma mengandung sejumlah air untuk menjalankan sebagian besar proses kehidupannya. Sebagian dari air yang terikat secara kimia di dalam zat hidup dari tubuhnya. Air yang terikat secara kimia di dalam zat hidup dari tubuhnya. Air yang terikat ini akan bebas kembali pada waktu materi ini terurai. Jadi air memegang peran penting dalam struktur dan kegiatan jasad hidup.
Tumbuhan dan hewan yang hidup di darat melepaskan air ke atmosfer. Pada tumbuhan ini sebagian besar air keluar melalui daun, sedangkan pada hewan melalui pernafasan atau penguapan dari kulit, yaitu berkeringat. Lebih banyak lagi air keluar waktu hewan mengeluarkan kotorannya. Akhirnya, semua air yang telah diambil organisma akan kembali ke atmosfer. Tampak luasnya siklus lintasan air yaitu dari atmosfer ke darat dan ke laut.

I.       Pengaruh Manusia Dalam Ekosistem
Ketika populasi tumbuh hingga mencapai suatu jumlah yang sangat besar, aktivitas dan kemampuan teknologi dalam satu dan lain hal telah mengganggu dinamika sebagian besar ekosistem. Bahkan saat ini kita masih belum secara sempurna merusak suatu sistem alamih, tindakan kita telah menganggu struktur trofik, aliran energi, dan siklus kimia ekosistem pada sebagian besar wilayah dan daerah di dunia ini. Pengaruh itu kadang-kadang bersifat lokal atau regional, akan tetap dampak ekologis manusia dapat menyebar luas atau bahkan secara global.
Sebagai contoh, presipitasi asam bisa dibawah oleh angin jatuh ratusan atau bahkan ribuan mil dari cerobong yang mengeluarkan bahan kimia yang menghasilkannya. Gangguan manusia pada ekosistem alamiah telah mencapai proporsi yang epidemik. Penebangan ekosistem alamiah yang umumnya penting untuk pengembangan pertanian, industri, dan pemukiman, tidak diragukan lagi menyebabkan gangguan lokal paling besar pada lingkungan alamiah. Pemanenan kayu secara tebang rata merusk banyak sakali hutan. Secara relatif sedikit habitat yang masih belum terganggu yang masih ada banyak negara. Misalnya di Amerika Serikat hanya 15% hutan primer awal dan kurang dari 1% padang rumput tinggi awal tang masih tersisa. Statisti pada hutan bahkan lebuh buruk lagi di bebeapa daerah lainnya, seperti Eropa, Cina dan Australia.
Pada tahun-tahun terakhir, para akhli lingkungan dan akhli biologi konservasi telah memfokuskan perhatian pada perusakan hutan tropis, yang merupakan ekosistem yang paling produktif di bumi ini. Beberapa taksiran menyatakan bahwa jika hutan tropis terus menerus ditebang dengan laju pemotongan saat ini (500.000 km persegi per tahun di seluru dunia), hampir seluruh jalur besar ekosistem ini akan hilang dalam satu atau dua dekade. Pengembangan dan penebangan hutan tentunya bukan salah satu aktivitas manusia yang mengganggu keseluruhan ekosistem. Akibat ekologis dari perang sangat menghancurkan sekali. Seperti tumbukan minyak yang sangat banyak. Demikian kehidupan di bumi bergantung pada siklus ualng  (daur ualang) unsur-unsur kimia yang penting. Bahkan ketika suatuindividu organisme yang masih hidup, banyak persediaan zat kimianya berputar secara terus menerus, ketike nutrien diserap dan hasil buangan dilepaskan.
Pada saat suatu organisme mati, atom-atom yang terdapat dalam molekul kompleks organisme tersebut dikembalikan sebagai senyawa yang lebih sederhana mencemari ekosistem laut, dan pembakaran minyak pada apa saja yang ada di dekatnya. Suatu kepedulian utama mengenai perusakan secara besar-besaran pada setiap habitat alamiah, khususnya hutan hujan tropis, adalah kehilangan keanekaragaman biologis.


BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
A.    Kesimpulan
Interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan satu kesatuan yang akan membentuk ekosistem. Ekosistem terdiri atas komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik terdiri dari hewan, tumbuhan, dan mikroorganisme. Sedangkan komponen abiotik terdiri dari suhu, cahaya, kelembapan, tanah, udara, dan lain-lain. Dalam kedua komponen ini akan terjadi hubungan saling ketergantungan antara satu dengan yang lain. Dengan adanya hubungan ketergantungan ini, baik antara komponen biotik dengan komponen biotik maupun antara komponen biotik dengan abiotik, maka akan tercipta suatu peristiwa yang disebut rantai makanan dan berkembang menjadi jaring-jaring makanan. Dalam interaksi makhluk hidup dengan lingkunagnnya terdapat tingkatan-tingkatan organisasi kehidupan dari yang terendah sampai tertinggi yaitu individu, populasi, komunitas, ekosistem, bioma dan biosfer. Interaksi yang terjadi antarkomponen merupakan salah satu usaha makhluk hidup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan lingkungan yang sesuai maka makhluk hidup mampu untuk berkembang. Setiap makhluk hidup mempunyai habitat dan nisia (nichia) yang berbeda-beda. Dalam tubuh makhluk hidup terdapat empat unsur pokok yang diperoleh dari lingkungan dan kemudian dikembalikan ke lingkungan lagi membentuk suatu siklus materi, yaitu siklus oksigen, siklus ksrbon, siklus nitrogen, dan siklus air. Akan tetapi dalam hubungan antara manusia dengan lingkungan atau organisme yang lain, manusia terkadang memberi dampak positif dan negatif.

B.     Saran
Demikian lah makalah yang kami susun dengan harapan dapat memberikan manfaat yang baik dari para pembaca. kami sadar dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan materi. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Jika ada dalam kata, kalimat atau penyusunan makalah ini mengalami kesalahan mohon kiranya dapat di maklumi.


DAFTAR PUSTAKA

Cartono, 2005. Biologi Umum Untuk Perguruan Tinggi LPTK. Bandung :Penerbit Prisma Press.

Jumhana, N. 2006. Konsep Dasar Biologi. Bandung: UPI PRESS

Kimball, Jw. Biologi. Jilid 3. Edisi kelima. Alih bahasa Soetarmi, S dan Sugiri, N.Jakarta : Erlangga.

Sri, Y.M. 2006, Konsep Dasar IPA. Bandung : UPI PRESS

http//www.google.com/interaksi manusia dan lingkungan,.

http//www.wikipediabebas.com//interaksi makhul hidup. Thn 2011



  

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan