HUBUNGAN KELEMBAPAN UDARA DENGAN TANAMAN KEHUTANAN
Hubungan Kelembaban Udara dengan Tanaman Kehutanan |
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirobil’alamin
penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rakhmat dan karunia-Nya yang telah
diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan
Kelembapan Udara Dengan Tanaman Kehutanan”
Makalah ini merupakan salah
satu tugas dari dosen Klimatologi Hutan di Jurusan Kehutanan,
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo.
Selama menyusun makalah
ini, penulis dapat bimbingan, dukungan, serta dorongan yang tidak sedikit dari berbagai
pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang
sebesar-besarnya, semoga segalah perhatian yang diberikan, dilimpahkan rakhmat
dan karunia dari Allah SWT. Amiin.
Dalam Penulisan makalah ini
penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik
dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan
makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi
para pembaca.
Kendari, November 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Cuaca merupakan nilai
sesaat dari atmosfer yang mengalami perubahan dalam jangka
pendek yaitu kurang dari satu jam hingga 24 jam yang
terjadi di suatu tempat tertentu di bumi. Adapun sintesis atau
kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca dari hari demi hari
dan bulan demi bulan yang terjadi dalam jangka panjang disuatu tempat
atau pada suatu wilayah disebut iklim.
Perubahan iklim dapat
diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata
iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode waktu
tertentu. Perubahan iklim berpengaruh baik secara langsung maupun tidak
langsung pada seluruh aspek kehidupan. Hubungan hutan dan iklim sangatlah erat.
Hutan membantu stabilitas lingkungan, seperti mengeliminasi temperatur ekstrim,
meningkatkan presipitasi (hujan), melindungi daerah aliran sungai, mencegah
erosi tanah dan penurunan kualitas tanah. Hutan juga merupakan komponen penting
dalam siklus carbon secara global, yaitu sebagai penyimpan carbon dari semua
ekosistem terestrial dan bertindak sebagai penyerap dalam beberapa kondisi.
Besarnya CO2 yang tersimpan dalam ekosistim carbon merupakan suatu penyangga
penting dalam proses perubahan iklim.
Perubahan iklim diduga
terjadi karena semakin berkurangnya luasan kawasan hutan di dunia. Luasan
kawasan hutan berkurang dikarenakan banyak faktor seperti illegal
logging. Karena masyarakat global telah merasakan dampak dari perubahan
iklim tersebut, masyarakat sudah mulai berpikir untuk mengembalikan
fungsi hutan seperti semula dengan cara menanam kembali tanaman–tanaman kehutanan.
Dalam pertumbuhannya,
pertumbuhan dan perkembangan tanaman kehutanan tidak bisa dilepaskan dari
pengaruh unsur-unsur iklim seperti suhu dan kelembaban, tekanan udara dan
angin, awan dan presipitasi (curah hujan) , serta radiasi matahari. Tanaman
kehutanan memiliki toleransi tersendiri terhadap unsur–unsur cuaca
dan iklim. Salah satu unsur iklim yang terpenting dalam kehidupan makhluk hidup
baik hewan maupun tumbuhan adalah kelembapan udara.
Kelembaban udara
menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap
air. Kelembapan udara memiliki pengaruh yang besar dalam proses
transpirasi tanaman, baik pada tanaman pangan, perkebunan maupun pada
tanaman kehutanan. Untuk lebih mengetahui pengaruh kelembapan udara dengan
tanaman kehutanan maka penulis membuat makalah yang berjudul “hubungan
kelembapan udara dengan tanaman kehutanan”.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun
permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah
yang dimaksud dengan kelembapan udara ?
2. Faktor-faktor
apa sajakah yang mempengaruhi kelembapan udara ?
3. Bagaimanakah
cara mengukur kelembapan udara ?
4. Bagaimanakan
hubungan antara kelembapan udara dengan tanaman kehutanan ?
1.3. Tujuan
Tujuan
dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengertian
dari kelembapan udara.
2. Faktor-faktor
yang mempengaruhi kelembapan udara.
3. Cara
mengukur kelembapan udara.
4. Hubungan
antara kelembapan udara dengan tanaman kehutanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kelembapan adalah
konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam
kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk
mengukur kelembapan disebut higrometer. Perubahan tekanan sebagian uap air di
udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat
permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5%
pada 0 °C (Handoko, 1994).
Kelembaban udara
menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai
kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air.
Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap
air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara
kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas
udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut
(pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap
air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual.
Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi
tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).
Angka kelembaban relative
dari nol sampai dengan 100%, dimana 0 % artinya udara kering, sedangkan 100%
artinya udara jenuh dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Keadaan
kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembaban yang
tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan yang terendah pada lintang 40o.
Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil. Besarnya
kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan.
Di Indonesia, kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah
pada musim kemarau. Besarnya kelembaban di suatu tempat pada suatu musim, erat
hubungannya dengan perkembangan organisme (Marsono, 1995).
Kelembaban atmosfer dapat
dinyatakan dalam kuantitas-kuantitas mutlak atau relative untuk maksud-maksud
tertentu, atau dengan menggunakan sifat-sifat atmosfer yang berkaitan yang
diperoleh oleh penutupan hutan. Neraca kelembaban atmosfer merupakan suatu
bagian integral dari prosedur peneracaan komprehensif yang berskala besar,
neraca tersebut menekankan pada pentingnya daya angkat massa udara (advection)
dalam menentukan ketersediaan kawasan kelembaban bagi presipitasi dan aliran
sungai. Kondensasi uap menjadi bentuk-bentuk cair dan padat merupakan suatu
fenomena fisis yang berlangsung di biosfer, namun sebagian yang lebih besar
terjadi pada massa udara atmosfer bagian atas dimana sebagian besar proses
presipitasi dimulai (Subagyo, 1990).
Semua uap air yang ada di
dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan
cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas,
sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak
hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi
langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat
itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).
Kelembaban udara dalam
ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan kelembaban udara
ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan larutan
atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan
larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi
keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian
pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu
dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap
sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).
Kelembaban relatif
dari suatu campuran udara dan air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial
uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut.
Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan
(selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi) untuk
melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga nantinya dapat ditentukan
tingkat potensi kebakaran lahan (Santoso, 2007).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1. Pengertian Kelembapan Udara
Kelembapan udara (humidity
gauge) adalah jumlah uap air di udara (atmosfer). Kelembapan udara dapat
pula diartikan sebagai konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi
ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau
kelembapan relatif. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak
daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Perubahan tekanan sebagian uap
air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada
tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi
0,5% pada 0 °C (32 °F). Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan
disebut dengan Higrometer.
Ada dua istilah kelembapan
udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah. Kelembapan tinggi
adalah jumlah uap air yang banyak di udara, sedangkan kelembapan rendah
adalah jumlah uap air yang sedikit di udara. Kelembapan udara dapat
dinyatakan sebagai kelembapan spesifik, kelembapan mutlak dan kelembapan
nisbi (relatif). Kelembaban spesifik, yaitu perbandingan antara masa udara
sebenarnya di atmosfer dengan satu masa udara, biasanya dinyatakan dalam sistim
matrik, gram/kilogram. Kelembaban mutlak, yaitu masa uap air yang terdapat
dalam satu satuan udara, dinyatakan dalam gram/m3. Contoh : Kelembaban mutlak
wilayah tropika umumnya lebih tinggi dari wilayah temperate. Kelembaban
nisbi (relatif humidity), yaitu perbandingan antara masa uap air yang ada di
dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang maksimum dapat
dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena itu kelembapan nisbi
dapat pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan
tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Satuan kelembapan nisbi dinyatakan
dalam bentuk %.
Sebaran Kelembapan menurut
ruang dan waktu dibedakan atas pemanasan secara langsung dan
pemanasan secara tidak langsung. Pemanasan secara langsung dibagi dalam proses
absorbsi yaitu penyerapan unsur-unsur radiasi matahari dan proses refleksi
yaitu pemanasan matahari tetapi dipantulkan kembali. Sedangkan pemanasan secara
tidak langsung dibagi dalam proses konduksi yaitu pemberian panas oleh matahari
pada udara, proses konveksi yaitu pemberian panas oleh
gerak udara vertikal keatas, proses adveksi yaitu pemberian
panas oleh gerak udara yang horizontal dan proses turbulensi yaitu pemberian
panas oleh gerak udara yang tidak teratur.
3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara
faktor-faktor yang
mempengaruhi kelembapan udara yaitu :
1. Tingkat
penerimaan panas oleh bumi berupa lama penyinaran matahari, sudut datang
sinar matahari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan perbedaan
letak lintan.
2. Pengaruh
tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah,
maka kelembapan akan semakin tinggi.
3. Ada atau
tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembaban
makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
4. Pengaruh
ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut
akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
5. Pengaruh
aktivitas manusia dipersemaian terbuka.
3.3. Cara Mengukur Kelembapan Udara
3.3.1. Alat mengukur kelembapan udara
1. Psychrometer
Bola Basah dan Bola Kering
Psychrometer
ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
·
Thermometer bola kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga
akan mengukur suhu udara sebenarnya.
·
Thermometer bola basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang
terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap
air dapat berkondensasi.
2. Psychrometer
Assmann
Psychrometer
assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan pelindung logam
mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam
mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah
alat. Gunanya untuk mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua
bola. Thermometer langsung menuju keatas.Alat dipasang menghadap angin dan
sedemikian sehingga logam mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke
Thermometer, terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat.
3. Psychrometer
Putar (Whirling)
Disebut
juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2
Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang
tegak lurus pada panjangnya.Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air
murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik).Selama + 2
menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat.Kemudian diputar lagi, dihentikan dan
dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data.Data yang diambil adalah suhu bola
basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola
kering.
4. Higrometer
Rambut
Higrometer
rambut adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Satuan
meteorologi dari kelembaban udara adalah persen.Alat ini menggunakan rambut
manusia, karena perubahan panjang rabut mudah diukur. Higrometer yang akan
digunakan di pasang di dalam sangkar stevenson. Cara kerja dan prinsip
dari Higrometer rambut adalah bila udara lembap, rambut akan mengembang,
menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya, tangkai
pena naik. Begitu juga jika udara kering, rambut akan munyusut, menggerakan
engsel kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya tangkai pena turun.
5. Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Satuan meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm. Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara. Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Selain itu, Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang dipakai di permukaan bumi. Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan cuaca klimatologi dan maritim.
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Satuan meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm. Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara. Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Selain itu, Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang dipakai di permukaan bumi. Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan cuaca klimatologi dan maritim.
3.3.2. Mengukur Kelembapan Udara
Kelembaban
Udara di tentukan oleh kandungan (jumlah) uap air di udara.
Total massa uap air per satuan volume udara disebut kelembaban
absolut (kg/m3). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab
dalam satuan volume tertentu disebut kelembeban relatif atan spesifik. Dalam
khasanah klimatologi, kelembaban udara dinyatakan sebagai kelembaban relatif
yang disingkat dengan RH. RH merupakan perbandingan tekanan uap air aktual (
yang terukur ) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh.
RH = 𝑃𝐴/ 𝑃𝑠 X
100%
Ket: PA = Tekanan uap
aktual Ps =
Tekanan uap jenuh
Jika udara jenuh uap air, PA=Ps, dengan demikian
RH=100%
Tekanan uap air adalah
tekanan parsial uap air dalam udara dengan satuan pascal. Tekanan uap air ini
dipengaruhi oleh kerapatan uap air dan suhu. Pada saat kondisi tekanan atau
kerapatan uap air jenuh, Udara tak dapat lagi menampung tambahan uap air. Dengan
demikian penambahan uap air akan diimbangi proses kondensasi, sehingga jumlah
uap air yang terkandung tak akan melebihi kapasitas tampung udara.
Dari persamaan diatas
menunjukkan bahwa kemampuan udara dalam menampung air dapat ditingktakan dengan
menaikkan suhu. Dengan demikian, jika udara jenuh uap air ditingkatkan suhunya,
maka udara tersebut menjadi tak jenuh uap air. Besarnya kelembaban udara antara
satu tempat dengan tempat lain dapat berlainan, untuk beberapa ketinggian.
Dalam lapisan udara dekat permukaan
tanah, fluktuasi kelembaban lebih besar dari area yang makin tinggi ( makin
jauh) dari permukaan tanah. Hal ini terjadi karena air bersumber dari permukaan
tanah. Pada siang hari, kelembaban lebih tinggi terjadi dalam udara
dekat permukaan, tetapi dimalam hari, kelembaban lebih rendaah terjadi dalam
udara dekat permukaan.
Untuk
mengukur kelembapan udara dengan menggunakan thermometer bola basa dan bola
kering dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Menuju
lokasi atau tempat yang akan diukur kelembapan udaranya.
2. Memeriksa
apakah aquadest pada termometer bola basah masih ada. Tunggu sampai air
merambat naik sampai ke sensor.
3. Memegang
ujung termometer bola kering dan termometer bola basah. Usahakan badan jangan
terlalu dekat dengan termometer, jarak sensor dengan permukaan tanah ± 120 cm.
4. Mencatat
kelembaban udara yang terukur dengan melihat tabel atau mistar geser.
5. Baca
termometer bola kering terlebih dahulu baru kemudian baca termometer bola basah.
6. Hitung
selisih suhu udara pada termometer bola kering dengan termometer bola basah,
kemudian tentukan kelembabannya dengan melihat tabel berikut.
Tabel
1. Kelembaban relatif (%) dari bola kering dan bola basah
Suhu
Bola
Kering (0C)
|
Selisih Suhu Bola Kering dan Bola Basah
|
||||||||
0.0
|
0.1
|
0.2
|
0.3
|
0.4
|
0.4
|
0.5
|
0.6
|
0.7
|
|
40
|
100
|
94
|
88
|
82
|
76
|
71
|
66
|
56
|
52
|
39
|
100
|
94
|
88
|
81
|
76
|
71
|
65
|
60
|
55
|
38
|
100
|
94
|
88
|
81
|
76
|
70
|
65
|
60
|
54
|
37
|
100
|
94
|
88
|
81
|
75
|
70
|
64
|
59
|
54
|
36
|
100
|
93
|
87
|
80
|
75
|
69
|
64
|
59
|
53
|
35
|
100
|
93
|
87
|
80
|
74
|
69
|
63
|
58
|
52
|
34
|
100
|
93
|
87
|
80
|
74
|
68
|
62
|
57
|
51
|
33
|
100
|
93
|
86
|
80
|
73
|
67
|
62
|
56
|
50
|
32
|
100
|
93
|
86
|
79
|
73
|
67
|
61
|
55
|
50
|
31
|
100
|
93
|
86
|
79
|
73
|
66
|
60
|
54
|
49
|
30
|
100
|
92
|
85
|
79
|
72
|
65
|
59
|
53
|
48
|
29
|
100
|
92
|
85
|
78
|
71
|
65
|
59
|
52
|
47
|
28
|
100
|
92
|
85
|
78
|
71
|
64
|
57
|
51
|
45
|
27
|
100
|
92
|
84
|
77
|
70
|
63
|
56
|
50
|
44
|
26
|
100
|
92
|
84
|
77
|
70
|
63
|
55
|
49
|
43
|
25
|
100
|
92
|
84
|
76
|
69
|
62
|
54
|
48
|
42
|
24
|
100
|
91
|
83
|
76
|
68
|
61
|
53
|
47
|
40
|
23
|
100
|
90
|
83
|
75
|
67
|
60
|
52
|
45
|
38
|
22
|
100
|
90
|
82
|
74
|
67
|
59
|
50
|
44
|
37
|
21
|
100
|
90
|
82
|
73
|
66
|
58
|
50
|
43
|
36
|
3.4. Hubungan Kelembapan Udara Dengan Tanaman Kehutanan
3.4.1. Kaitan Kelembapan udara dengan Hutan
1. Kelembapan udara dan Aktivitas Organisme
a. Tanaman dapat beradaptasi terhadap suhu dan kelembaban udara
melalui :
• Mengurangi
transpirasi
• Daun
lebih tipis
• Daun
lebih lebar
• Permukaan
daun lebih halus
b. Penyakit tanaman.
Kelembaban relatif udara
dapat mendukung berkembangnya pertumbuhan penyakit tanaman.
c. Hama tanaaman.
Kelembaban merupakan faktor
pembatas penyebaran serangga karena berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan
dan keaktifan serangga.
2. Pengaruh
Kelembaban udara terhadap Hutan
Tumbuhan dengan tajuknya
yang rapat di hutan dapat mengurangi radiasi sinar matahari yang mencapai tanah
sehingga menyebabkan temperatur lebih rendah beberapa derajat dibandingkan
dengan diluar hutan. Perbedaan suhu udara didalam
hutaan dan diluar hutan sebesar 1,8 oC atau berbeda
6,7% . hal ini sebabkan karena sinar matahari terhalang oleh penutupan tajuk
yang menybabkan perbadaan kelembaban udara. Begitu juga kelembaban akan lebih
tinggi di dalam hutan dibandingkan dengan di luar hutan dengan
perbedaan sebesar 11 %. Kelembaban udara ini sangat mempengaruhi
peertumbuhan tanaman bawah dan resiko kebakaran. Pada kondisi hutan dengan
kelembaban udara yang tinggi, resiko kebakaran relatif kecil.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Kelembaban
udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung
dalam bentuk uap air.
2. Kelembaban
memiliki alat pengukur dengan fungsi masing-masing alat.
3. Terdapat
macam-macam kelembaban yang menjadi faktor penentu kegiatan pertanian,
perkebunan ataupun kehutanan.
4. Kelembaban
udara hubungannya dengan hutan yaitu dapat mendukung pertumbuhan dan
produksi tanaman jika kondisinya sesuai, namun jika kondisinya tidak sesuai
maka akan memperhambat pertumbuhan dan produksi tanaman, serta dapat
menyebabkan penyakit, dan penyakit dapat tersebar melalui udara.
4.2. Saran
Kelembaban
menjadi faktor penting penentu pertumbuhan tanaman. Dengan mengetahui
kelembaban bisa meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan alat
kelembaban kita dapat mengetahui jadwal yang sesuai dan mengetahui waktu yang
tepat agar kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan baik. Olehnya
itu diharapkan agar setiap orang, masyarakat, dan pemerintah selalu
mempublikasikan atau memperhatikan informasi- informasi mengenai kelembapan
udara dalam proses pertanian, perkebunan ataupun kehutanan.
DAFTAR PUSTAKA
Awaliah. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembaban, http://awalyah.blogspot.com.
Handoko. 1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun
Klimatologi Pertanian, Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA-IPB.
Bogor.
Karim.
1985. Biologi. Pakar Raya. Bandung.
Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi.
Cetakan Ke-dua. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Grafindo Persada. Jakarta.
Santoso, A. 2007. Kolerasi. http///www.wikipedia.com.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk
Analisis Data.Novas. Bandung.
Subagjo, M. 1990. Buku Ajar Meteorologi Dan
Klimatologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
No comments:
Post a Comment
Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan