Hubungan Kelembapan Udara dengan Tanaman Kehutanan - KUMPULAN MATERI DAN TUGAS PERKULIAHAN KEHUTANAN

Latest

Belajar Berkarya Untuk Sesama Sebagai Jalan Memberi Manfaat Bagi Orang Banyak. Blog ini semoga berisi artikel-artikel yang berfaedah buat anda.

Friday, August 25, 2017

Hubungan Kelembapan Udara dengan Tanaman Kehutanan

HUBUNGAN KELEMBAPAN UDARA DENGAN TANAMAN KEHUTANAN

Hubungan Kelembaban Udara dengan Tanaman Kehutanan


KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobil’alamin penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rakhmat dan karunia-Nya yang telah diberikan, akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Hubungan Kelembapan Udara Dengan Tanaman Kehutanan”
Makalah ini merupakan salah satu tugas dari dosen Klimatologi Hutan di Jurusan Kehutanan, Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan, Universitas Halu Oleo.
Selama menyusun makalah ini, penulis dapat bimbingan, dukungan, serta dorongan yang tidak sedikit dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan rasa terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya, semoga segalah perhatian yang diberikan, dilimpahkan rakhmat dan karunia dari Allah SWT. Amiin.
Dalam Penulisan makalah ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Besar harapan penulis semoga makalah ini dapat  memberikan manfaat bagi penulis khususnya dan umumnya bagi para pembaca.

Kendari, November 2016

Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Cuaca merupakan nilai sesaat dari atmosfer yang mengalami perubahan dalam jangka pendek yaitu kurang dari satu jam hingga 24 jam yang terjadi di suatu tempat tertentu di bumi. Adapun sintesis atau kesimpulan dari perubahan nilai unsur-unsur cuaca dari hari demi hari dan bulan demi bulan yang terjadi dalam jangka panjang disuatu tempat atau pada suatu wilayah disebut iklim.
Perubahan iklim dapat diartikan sebagai perbedaan yang nyata secara statistik pada nilai rata-rata iklim maupun variabilitas yang terjadi secara luas pada periode waktu tertentu. Perubahan iklim berpengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung pada seluruh aspek kehidupan. Hubungan hutan dan iklim sangatlah erat. Hutan membantu stabilitas lingkungan, seperti mengeliminasi temperatur ekstrim, meningkatkan presipitasi (hujan), melindungi daerah aliran sungai, mencegah erosi tanah dan penurunan kualitas tanah. Hutan juga merupakan komponen penting dalam siklus carbon secara global, yaitu sebagai penyimpan carbon dari semua ekosistem terestrial dan bertindak sebagai penyerap dalam beberapa kondisi. Besarnya CO2 yang tersimpan dalam ekosistim carbon merupakan suatu penyangga penting dalam proses perubahan iklim.
Perubahan iklim diduga terjadi karena semakin berkurangnya luasan kawasan hutan di dunia. Luasan kawasan hutan berkurang dikarenakan banyak faktor seperti illegal logging. Karena masyarakat global telah merasakan dampak dari perubahan iklim tersebut,  masyarakat sudah mulai berpikir untuk mengembalikan fungsi hutan seperti semula dengan cara menanam kembali tanaman–tanaman kehutanan. 
Dalam pertumbuhannya, pertumbuhan dan perkembangan tanaman kehutanan tidak bisa dilepaskan dari pengaruh unsur-unsur iklim seperti suhu dan kelembaban, tekanan udara dan angin, awan dan presipitasi (curah hujan) , serta radiasi matahari. Tanaman kehutanan memiliki toleransi tersendiri terhadap unsur–unsur  cuaca dan iklim. Salah satu unsur iklim yang terpenting dalam kehidupan makhluk hidup baik hewan maupun tumbuhan adalah kelembapan udara.
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembapan udara memiliki pengaruh yang besar dalam proses transpirasi tanaman, baik pada tanaman pangan, perkebunan maupun pada tanaman kehutanan. Untuk lebih mengetahui pengaruh kelembapan udara dengan tanaman kehutanan maka penulis membuat makalah yang berjudul “hubungan kelembapan udara dengan tanaman kehutanan”.

1.2. Rumusan Masalah
            Adapun permasalahan yang akan dikaji dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.      Apakah yang dimaksud dengan kelembapan udara ?
2.      Faktor-faktor apa sajakah yang mempengaruhi kelembapan udara ?
3.      Bagaimanakah cara mengukur kelembapan udara ?
4.      Bagaimanakan hubungan antara kelembapan udara dengan tanaman kehutanan ?

1.3. Tujuan
            Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui:
1.      Pengertian dari kelembapan udara.
2.      Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara.
3.      Cara mengukur kelembapan udara.
4.      Hubungan antara kelembapan udara dengan tanaman kehutanan.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kelembapan adalah konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Alat untuk mengukur kelembapan disebut higrometer. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (Handoko, 1994).
Kelembaban udara menggambarkan kandungan uap air di udara yang dapat dinyatakan sebagai kelembaban mutlak, kelembaban nisbi (relatif) maupun defisit tekanan uap air. Kelembaban mutlak adalah kandungan uap air (dapat dinyatakan dengan massa uap air atau tekanannya) per satuan volum. Kelembaban nisbi membandingkan antara kandungan/tekanan uap air aktual dengan keadaan jenuhnya atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Kapasitas udara untuk menampung uap air tersebut (pada keadaan jenuh) ditentukan oleh suhu udara. Sedangkan defisit tekanan uap air adalah selisih antara tekanan uap jenuh dan tekanan uap aktual. Masing-masing pernyataan kelembaban udara tersebut mempunyai arti dan fungsi tertentu dikaitkan dengan masalah yang dibahas (Handoko,1994).
Angka kelembaban relative dari nol sampai dengan 100%, dimana 0 % artinya udara kering, sedangkan 100% artinya udara jenuh dengan uap air dimana akan terjadi titik-titik air. Keadaan kelembaban diatas permukaan bumi berbeda-beda. Pada umumnya, kelembaban yang tertinggi ada di khatulistiwa sedangkan yang terendah pada lintang 40o. Daerah rendah ini disebut horse latitude, curah hujannya kecil. Besarnya kelembaban suatu daerah merupakan faktor yang dapat menstimulasi curah hujan. Di Indonesia, kelembaban udara tertinggi dicapai pada musim hujan dan terendah pada musim kemarau. Besarnya kelembaban di suatu tempat pada suatu musim, erat hubungannya dengan perkembangan organisme (Marsono, 1995).
Kelembaban atmosfer dapat dinyatakan dalam kuantitas-kuantitas mutlak atau relative untuk maksud-maksud tertentu, atau dengan menggunakan sifat-sifat atmosfer yang berkaitan yang diperoleh oleh penutupan hutan. Neraca kelembaban atmosfer merupakan suatu bagian integral dari prosedur peneracaan komprehensif yang berskala besar, neraca tersebut menekankan pada pentingnya daya angkat massa udara (advection) dalam menentukan ketersediaan kawasan kelembaban bagi presipitasi dan aliran sungai. Kondensasi uap menjadi bentuk-bentuk cair dan padat merupakan suatu fenomena fisis yang berlangsung di biosfer, namun sebagian yang lebih besar terjadi pada massa udara atmosfer bagian atas dimana sebagian besar proses presipitasi dimulai (Subagyo, 1990).
Semua uap air yang ada di dalam udara berasal dari penguapan. Penguapan adalah perubahan air dari keadaan cair kekeadaan gas. Pada proses penguapan diperlukan atau dipakai panas, sedangkan pada pengembunan dilepaskan panas. Seperti diketahui, penguapan tidak hanya terjadi pada permukaan air yang terbuka saja, tetapi dapat juga terjadi langsung dari tanah dan lebih-lebih dari tumbuh-tumbuhan. Penguapan dari tiga tempat itu disebut dengan Evaporasi(Karim,1985).
Kelembaban udara dalam ruang tertutup dapat diatur sesuai dengan keinginan.Pengaturan kelembaban udara ini didasarkan atas prinsip kesetaraan potensi air antara udara dengan larutan atau dengan bahan padat tertentu. Jika ke dalam suatu ruang tertutup dimasukkan larutan, maka air dari larutan tersebut akan menguap sampai terjadi keseimbangan antara potensi air pada udara dengan potensi air larutan. Demikian pula halnya jika hidrat kristal garam-garam (salt cristal bydrate) tertentu dimasukkan dalam ruang tertutup maka air dari hidrat kristal garam akan menguap sampai terjadi keseimbangan potensi air (Lakitan, 1994).
Kelembaban  relatif dari suatu campuran udara dan air didefinisikan sebagai rasio dari tekanan parsial uap air dalam campuran terhadap tekanan uap jenuh air pada temperatur tersebut. Perhitungan kelembaban relatif ini merupakan salah satu data yang dibutuhkan (selain suhu, curah hujan, dan observasi visual terhadap vegetasi) untuk melihat seberapa kering areal perkebunan sehingga nantinya dapat ditentukan tingkat potensi kebakaran lahan (Santoso, 2007).



BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Pengertian Kelembapan Udara
Kelembapan udara (humidity gauge) adalah jumlah uap air di udara (atmosfer). Kelembapan udara dapat pula diartikan sebagai konsentrasi uap air di udara. Angka konsentasi ini dapat diekspresikan dalam kelembapan absolut, kelembapan spesifik atau kelembapan relatif. Kandungan uap air dalam udara hangat lebih banyak daripada kandungan uap air dalam udara dingin. Perubahan tekanan sebagian uap air di udara berhubungan dengan perubahan suhu. Konsentrasi air di udara pada tingkat permukaan laut dapat mencapai 3% pada 30 °C (86 °F), dan tidak melebihi 0,5% pada 0 °C (32 °F). Alat yang digunakan untuk mengukur kelembapan disebut dengan Higrometer.
Ada dua istilah kelembapan udara yaitu kelembapan tinggi dan kelembapan rendah. Kelembapan tinggi adalah jumlah uap air yang banyak di udara, sedangkan kelembapan rendah adalah jumlah uap air yang sedikit di udara. Kelembapan udara dapat dinyatakan sebagai kelembapan spesifik,  kelembapan mutlak dan kelembapan nisbi (relatif). Kelembaban spesifik, yaitu perbandingan antara masa udara sebenarnya di atmosfer dengan satu masa udara, biasanya dinyatakan dalam sistim matrik, gram/kilogram. Kelembaban mutlak, yaitu masa uap air yang terdapat dalam satu satuan udara, dinyatakan dalam gram/m3. Contoh : Kelembaban mutlak wilayah tropika umumnya lebih tinggi dari wilayah temperate. Kelembaban nisbi (relatif humidity), yaitu perbandingan antara masa uap air yang ada di dalam satu satuan volume udara, dengan masa uap air yang maksimum dapat dikandung pada suhu dan tekanan yang sama. Oleh karena itu kelembapan nisbi dapat pula merupakan perbandingan antara tekanan uap air (actual) dengan tekanan uap air jenuh pada suhu yang sama. Satuan kelembapan nisbi dinyatakan dalam bentuk %.
Sebaran Kelembapan menurut ruang dan waktu dibedakan atas pemanasan secara langsung dan pemanasan secara tidak langsung. Pemanasan secara langsung dibagi dalam proses absorbsi yaitu penyerapan unsur-unsur radiasi matahari dan proses refleksi yaitu pemanasan matahari tetapi dipantulkan kembali. Sedangkan pemanasan secara tidak langsung dibagi dalam proses konduksi yaitu pemberian panas oleh matahari pada udara, proses konveksi yaitu pemberian panas oleh gerak   udara vertikal keatas, proses adveksi yaitu pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal dan proses turbulensi yaitu pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur.

3.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelembapan Udara
faktor-faktor yang mempengaruhi kelembapan udara yaitu :
1.      Tingkat penerimaan panas oleh bumi berupa lama penyinaran matahari, sudut datang sinar matahari, relief permukaan bumi, banyak sedikitnya awan, dan perbedaan letak lintan.
2.      Pengaruh tanah dan air, semakin banyak jumlah uap air baik diudara maupun didalam tanah, maka kelembapan akan semakin tinggi.
3.      Ada atau tidaknya vegetasi, semakin rapatnya jarak antara vegetasi maka kelembaban makin tinggi, namun suhu akan menjadi sangat rendah.
4.      Pengaruh ketinggian tempat, semakin tingginya suatu tempat maka suhu ditempat tersebut akan semakin rendah dan kelembapan udara semakin tinggi.
5.      Pengaruh aktivitas manusia dipersemaian terbuka.

3.3. Cara Mengukur Kelembapan Udara
3.3.1. Alat mengukur kelembapan udara
1.     Psychrometer Bola Basah dan Bola Kering
Psychrometer ini terdiri dari dua buah thermometer air raksa, yaitu :
·         Thermometer bola kering : tabung air raksa dibiarkan kering sehingga akan mengukur suhu udara sebenarnya.
·         Thermometer bola basah : tabung air raksa dibasahi agar suhu yang terukur adalah suhu saturasi/ titik jenuh, yaitu; suhu yang diperlukan agar uap air dapat berkondensasi.
2.     Psychrometer Assmann
Psychrometer assmann terdiri dari 2 buah thermometer air raksa dengan pelindung logam mengkilat. Kedua bola thermometer terpasang dalam tabung logam mengkilat. Kipas angin terletak diatas tabung pada tengah alat. Gunanya untuk mengalirkan (menghisap) udara dari bawah melalui kedua bola. Thermometer langsung menuju keatas.Alat dipasang menghadap angin dan sedemikian sehingga logam mengkilat mencegah sinar matahari langsung ke Thermometer, terutama pada angin lemah dan sinar matahari yang kuat.
3.     Psychrometer Putar (Whirling)
Disebut juga sebagai Psychrometer Sling/ Whirling. Alat ini terdiri dari 2 Thermometer yang dipasang pada kerangka yang dapat diputar melalui sumbu yang tegak lurus pada panjangnya.Sebelum pemutaran bola basah dibasahi dengan air murni. Psychrometer diputar cepat-cepat (3 putaran/ detik).Selama + 2 menit, dihentikan dan dibaca cepat-cepat.Kemudian diputar lagi, dihentikan dan dibaca seterusnya sampai diperoleh 3 data.Data yang diambil adalah suhu bola basah terendah. Jika ada 2 suhu bola basah terendah yang diambil suhu bola kering.
4.     Higrometer Rambut
Higrometer rambut adalah alat yang digunakan untuk mengukur kelembaban udara. Satuan meteorologi dari kelembaban udara adalah persen.Alat ini menggunakan rambut manusia, karena perubahan panjang rabut mudah diukur. Higrometer yang akan digunakan di pasang di dalam sangkar stevenson. Cara kerja dan prinsip dari Higrometer rambut adalah bila udara lembap, rambut akan mengembang, menggerakan engsel, kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya, tangkai pena naik. Begitu juga jika udara kering, rambut akan munyusut, menggerakan engsel kemudian diteruskan ke tangkai pena. Akibatnya tangkai pena turun.
5.     Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Satuan meteorologi dari tekanan udara adalah mbar (milibar), cmHg dan atm. Barometer ada dua jenis yaitu barometer raksa dan barometer aneroid. Tetapi kegunaan mereka tetap sama yaitu mengukur tekanan udara. Barometer termasuk peralatan meteorologi golongan non recording yang pada waktu tertentu harus dibaca agar mendapat data yang diinginkan. Selain itu, Barometer juga termasuk dalam alat metorologi yang dipakai di permukaan bumi. Jenis alat ini umumnya terdapat pada stasiun meteorologi untuk peramalan cuaca klimatologi dan maritim.
     

3.3.2. Mengukur Kelembapan Udara
            Kelembaban Udara di tentukan oleh kandungan (jumlah) uap air di udara. Total  massa uap air per satuan volume udara disebut kelembaban absolut (kg/m3). Perbandingan antara massa uap air dengan massa udara lembab dalam satuan volume tertentu disebut kelembeban relatif atan spesifik. Dalam khasanah klimatologi, kelembaban udara dinyatakan sebagai kelembaban relatif yang disingkat dengan RH. RH merupakan perbandingan tekanan uap air aktual ( yang terukur ) dengan tekanan uap air pada kondisi jenuh.
RH =  𝑃𝐴𝑃𝑠   X 100%
Ket:     PA  = Tekanan uap aktual                Ps   = Tekanan uap jenuh
Jika udara jenuh uap air,  PA=Ps, dengan demikian RH=100%
Tekanan uap air adalah tekanan parsial uap air dalam udara dengan satuan pascal. Tekanan uap air ini dipengaruhi oleh kerapatan uap air dan suhu. Pada saat kondisi tekanan atau kerapatan uap air jenuh, Udara tak dapat lagi menampung tambahan uap air. Dengan demikian penambahan uap air akan diimbangi proses kondensasi, sehingga jumlah uap air yang terkandung tak akan melebihi kapasitas tampung udara.
Dari persamaan diatas menunjukkan bahwa kemampuan udara dalam menampung air dapat ditingktakan dengan menaikkan suhu. Dengan demikian, jika udara jenuh uap air ditingkatkan suhunya, maka udara tersebut menjadi tak jenuh uap air. Besarnya kelembaban udara antara satu tempat dengan tempat lain dapat berlainan, untuk beberapa ketinggian.
Dalam lapisan udara dekat permukaan tanah, fluktuasi kelembaban lebih besar dari area yang makin tinggi ( makin jauh) dari permukaan tanah. Hal ini terjadi karena air bersumber dari permukaan tanah.  Pada siang hari, kelembaban lebih tinggi terjadi dalam udara dekat permukaan, tetapi dimalam hari, kelembaban lebih rendaah terjadi dalam udara dekat permukaan.
            Untuk mengukur kelembapan udara dengan menggunakan thermometer bola basa dan bola kering  dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1.      Menuju lokasi atau tempat yang akan diukur kelembapan udaranya.
2.       Memeriksa apakah aquadest pada termometer bola basah masih ada. Tunggu sampai air merambat naik sampai ke sensor.
3.      Memegang ujung termometer bola kering dan termometer bola basah. Usahakan badan jangan terlalu dekat dengan termometer, jarak sensor dengan permukaan tanah ± 120 cm.
4.      Mencatat kelembaban udara yang terukur dengan melihat tabel atau mistar geser.
5.      Baca termometer bola kering terlebih dahulu baru kemudian baca termometer bola basah.
6.      Hitung selisih suhu udara pada termometer bola kering dengan termometer bola basah, kemudian tentukan kelembabannya dengan melihat tabel berikut.
Tabel 1. Kelembabarelati(%dari bola kering dan bola basah
Suhu

Bola Kerin(0C)
Selisih Suhu Bola Kering daBola Basah


0.0


0.1


0.2


0.3


0.4


0.4


0.5


0.6


0.7
40
100
94
88
82
76
71
66
56
52
39
100
94
88
81
76
71
65
60
55
38
100
94
88
81
76
70
65
60
54
37
100
94
88
81
75
70
64
59
54
36
100
93
87
80
75
69
64
59
53
35
100
93
87
80
74
69
63
58
52
34
100
93
87
80
74
68
62
57
51
33
100
93
86
80
73
67
62
56
50
32
100
93
86
79
73
67
61
55
50
31
100
93
86
79
73
66
60
54
49
30
100
92
85
79
72
65
59
53
48
29
100
92
85
78
71
65
59
52
47
28
100
92
85
78
71
64
57
51
45
27
100
92
84
77
70
63
56
50
44
26
100
92
84
77
70
63
55
49
43
25
100
92
84
76
69
62
54
48
42
24
100
91
83
76
68
61
53
47
40
23
100
90
83
75
67
60
52
45
38
22
100
90
82
74
67
59
50
44
37
21
100
90
82
73
66
58
50
43
36

3.4. Hubungan Kelembapan Udara Dengan Tanaman Kehutanan
3.4.1. Kaitan Kelembapan udara dengan Hutan
1. Kelembapan udara dan Aktivitas Organisme
a. Tanaman dapat beradaptasi terhadap suhu dan kelembaban udara melalui :
         Mengurangi transpirasi
         Daun lebih tipis
         Daun lebih lebar
         Permukaan daun lebih halus
b. Penyakit tanaman.
Kelembaban relatif udara dapat mendukung berkembangnya pertumbuhan penyakit tanaman.
c. Hama tanaaman.
Kelembaban merupakan faktor pembatas penyebaran serangga karena berpengaruh terhadap pertumbuhan, perkembangan dan keaktifan serangga.
2.      Pengaruh Kelembaban udara terhadap Hutan
Tumbuhan dengan tajuknya yang rapat di hutan dapat mengurangi radiasi sinar matahari yang mencapai tanah sehingga menyebabkan temperatur lebih rendah beberapa derajat dibandingkan dengan  diluar hutan. Perbedaan suhu udara didalam hutaan  dan diluar hutan sebesar 1,8 oC atau berbeda 6,7% . hal ini sebabkan karena sinar matahari terhalang oleh penutupan tajuk yang menybabkan perbadaan kelembaban udara. Begitu juga kelembaban akan lebih tinggi di dalam  hutan dibandingkan dengan di luar hutan dengan perbedaan sebesar 11 %. Kelembaban udara ini sangat  mempengaruhi peertumbuhan tanaman bawah dan resiko kebakaran. Pada kondisi hutan dengan kelembaban udara yang tinggi, resiko kebakaran relatif kecil.


BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1.      Kelembaban udara adalah tingkat kebasahan udara karena dalam udara air selalu terkandung dalam bentuk uap air.
2.      Kelembaban memiliki alat pengukur dengan fungsi masing-masing alat.
3.      Terdapat macam-macam kelembaban yang menjadi faktor penentu kegiatan pertanian, perkebunan ataupun kehutanan.
4.      Kelembaban udara hubungannya dengan hutan yaitu dapat mendukung pertumbuhan dan produksi tanaman jika kondisinya sesuai, namun jika kondisinya tidak sesuai maka akan memperhambat pertumbuhan dan produksi tanaman, serta dapat menyebabkan penyakit, dan penyakit dapat tersebar melalui udara.

4.2. Saran
            Kelembaban menjadi faktor penting penentu pertumbuhan tanaman. Dengan mengetahui kelembaban bisa meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman. Dengan alat kelembaban kita dapat mengetahui jadwal yang sesuai dan mengetahui waktu yang tepat agar kegiatan pertanian dapat dilakukan dengan baik. Olehnya itu diharapkan agar setiap orang, masyarakat, dan pemerintah selalu mempublikasikan atau memperhatikan informasi- informasi mengenai kelembapan udara dalam proses pertanian, perkebunan ataupun kehutanan.

DAFTAR PUSTAKA

Awaliah. 2011. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelembabanhttp://awalyah.blogspot.com.

Handoko. 1986. Pengantar Unsur-unsur Cuaca di Stasiun Klimatologi Pertanian, Jurusan Geofisika dan Metereologi FMIPA-IPB. Bogor.

Karim. 1985. Biologi. Pakar Raya. Bandung.

Lakitan, Benyamin. 2002. Dasar-Dasar Klimatologi. Cetakan Ke-dua. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.

Santoso, A. 2007. Kolerasi. http///www.wikipedia.com.

Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode Statistik Untuk Analisis Data.Novas. Bandung.


Subagjo, M. 1990. Buku Ajar Meteorologi Dan Klimatologi. Universitas Lampung. Bandar Lampung.














 

No comments:

Post a Comment

Silahkan berkomentar secara bijak sesuai topik pembahasan